SATUJABAR, JAKARTA — Pendidikan vokasi industri semakin menjadi primadona. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat lonjakan tajam minat masyarakat terhadap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bawah binaannya. Tahun ini, rasio pendaftar terhadap daya tampung mencapai 1:10,7, rekor tertinggi sepanjang sejarah penerimaan peserta didik baru di lingkungan pendidikan vokasi Kemenperin.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut pencapaian tersebut mencerminkan kepercayaan publik yang kian besar terhadap kualitas pendidikan vokasi industri.
“Pendidikan vokasi merupakan tulang punggung dalam mencetak SDM industri yang kompeten, siap kerja, dan berdaya saing global. Kompetisi di tingkat pendidikan akan melahirkan generasi unggul yang mampu menjaga kelancaran rantai pasok industri,” ujarnya di Jakarta, Kamis (9/10) melalui keterangan resminya.
Animo Naik 10%, Puluhan Ribu Calon Siswa Berebut Kursi
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) mencatat, jumlah pendaftar tahun ini mencapai 28.869 calon peserta didik, meningkat lebih dari 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Mereka berebut kursi di sembilan SMK binaan Kemenperin yang tersebar di berbagai daerah Indonesia.
Proses penerimaan dilakukan melalui skema Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) yang terdiri dari tiga jalur utama:
JARVIS Prestasi – seleksi berdasarkan nilai rapor,
JARVIS Bersama – seleksi nasional serentak,
JARVIS Mandiri – seleksi khusus melalui tes di masing-masing unit pendidikan.
Link and Match Kuat dengan Dunia Industri
Kepala BPSDMI Masrokhan menjelaskan, meningkatnya antusiasme masyarakat tidak lepas dari kualitas kurikulum yang diterapkan. SMK binaan Kemenperin mengusung sistem pendidikan ganda, di mana siswa menjalani magang industri selama satu tahun.
“Program ini memperkuat konsep link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Banyak sektor industri juga berkolaborasi langsung membuka kelas industri, sehingga lulusan benar-benar siap pakai,” ungkapnya.
Selain kemampuan teknis, pembentukan etos kerja dan karakter industri juga menjadi perhatian utama. “Kami ingin memastikan setiap lulusan tidak hanya kompeten secara teknis, tapi juga punya karakter pekerja industri yang tangguh,” tambahnya.
Pendidikan Vokasi Jadi Pilar Industri Masa Depan
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, Wulan Aprilianti Permatasari, menegaskan bahwa SMK binaan Kemenperin merupakan bagian dari ekosistem pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan kebutuhan industri nasional. Program pendidikan yang diterapkan didesain untuk menghasilkan tenaga kerja yang unggul, produktif, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.
“Peningkatan animo ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan vokasi kini menjadi pilihan utama generasi muda. Kami akan terus memperkuatnya agar kontribusinya terhadap pembangunan industri nasional semakin besar,” ujarnya.
Momen Kebangkitan Vokasi
Lonjakan pendaftar ini menjadi sinyal positif bagi dunia industri nasional. Kemenperin melihatnya sebagai momentum untuk memperkuat kolaborasi dengan dunia usaha dan industri, sekaligus memastikan lulusan SMK siap bersaing di pasar kerja global.
Dengan rasio pendaftar yang melonjak tajam, SMK binaan Kemenperin kini tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga gerbang emas menuju dunia industri masa depan.