BANDUNG – Sebuah acara kebudayaan yang menampilkan keindahan busana tradisional Sunda dan batik khas Tasikmalaya, bertajuk Pasanggiri Pinton Anggon Kabaya Sunda – Sinjang Batik Tasikan, sukses digelar di Transmart Tasikmalaya.
Acara yang berlangsung pada Selasa ini dihadiri oleh berbagai pejabat penting dan tokoh masyarakat, termasuk Kepala Dinas Pendidikan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar), Kepala Badan Kesbangpol, Kepala Dinas KKBP3A, Ketua DHC 45 Tasikmalaya, serta Penasehat dan Ketua PD Pasundan Istri (PASI) Kota Tasikmalaya beserta jajarannya.
Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh para Ketua Organisasi Wanita se-Kota Tasikmalaya, serta pengusaha batik dan bordir yang mendukung kemajuan batik lokal.
Batik, sebagai warisan budaya Indonesia yang diakui UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi, mendapatkan sorotan utama dalam acara ini.
Batik tidak hanya dianggap sebagai simbol identitas budaya, tetapi juga telah berkembang menjadi produk ekonomi kreatif yang mendunia.
Tahun lalu, Batik Tasikmalaya dipamerkan di Qatar melalui program “Years of Culture Education Programmes” dan dipromosikan di Qatar Museum. Produk batik Tasikmalaya bahkan telah menembus pasar internasional, dengan pengusaha batik dari Cigeurung yang berhasil memasarkan produknya ke 13 negara di tiga benua, yakni Asia, Eropa, dan Amerika.
Asisten Administrasi Pemerintahan & Kesra Kota Tasikmalaya, Drs. H. Rahmat Riza Setiawan, menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan budaya lokal di tengah arus globalisasi.
“Kita memang tidak bisa menolak invasi fashion dari budaya luar, namun budaya kita harus mampu mengimbangi dan bahkan menguasai di negeri sendiri, serta berupaya untuk menginvasi ke luar negeri,” ujarnya dilansir situs Pemkot Tasikmalaya.
Acara Pasanggiri Pinton Anggon Kabaya Sunda – Sinjang Batik Tasikan diharapkan dapat memperkuat eksistensi budaya lokal dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya yang dimiliki.