Opini

OPINI: Ketika Lampu Studio Redup: Masa Depan Media Televisi di Tengah Gelombang Layoff

Konten Opini,  April, 28 2025

Oleh: Iman S Nurdin

Beberapa tahun terakhir, suasana di banyak ruang redaksi stasiun televisi tak lagi seceria dulu. Derap langkah kru yang sibuk mondar-mandir di lorong studio mulai berkurang. Banyak kursi kosong, meja kerja yang tak lagi digunakan, dan wajah-wajah lama yang tak lagi terlihat. Satu per satu pekerja media, dari reporter, editor, hingga kru produksi, harus angkat kaki dari tempat mereka mengabdi selama bertahun-tahun.

Salah satu yang mengejutkan resizhing Kompas TV. Informasinya mencapai ratusan orang harus dirumahkan karena efisiensi dan restrukturisasi organisasi. Ini mengagetkan karena Kompas TV salah satu stasiun televisi yang sehat dan kuat selama ini. Bahkan televisi yang paling cepat beradaptasi dengan perubahan digital.

Sebelumnya NET TV terpaksa harus menjual channel dan berganti MDTV. Hampir seluruh karyawan dirumahkan, mulai pucuk pimpinan hingga level lapangan. Bahkan ANTV sudah lebih dahulu membubarkan departemen produksi setelah beberapa tahun sebelumnya memindahkan Redaksi ke TV One.

Jika TV Nasional sudah mulai berguguran, TV lokal sudah merasakan sebelum gelombang Covid-19 mendera dunia, industri TV lokal terseok-seok. Terlebih lagi ketika wabah Corona ini, membuat TV lokal satu bersatu berguguran.

 

Disrupsi

Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran melanda sejumlah stasiun televisi nasional maupun lokal. Bukan hanya satu-dua orang, tapi ratusan bahkan ribuan pekerja kehilangan mata pencaharian. Dunia televisi yang dulu glamor dan penuh gengsi, kini terasa suram.

Alasannya? Banyak. Namun, benang merahnya bisa diringkas dalam satu kata: disrupsi.

Digitalisasi mengubah segalanya. Perubahan pola konsumsi media yang sangat cepat—dari layar TV ke layar ponsel—telah memukul eksistensi televisi konvensional. Penonton kini lebih memilih konten singkat, personal, dan bisa ditonton kapan saja lewat YouTube, TikTok, Netflix, atau Instagram. Akibatnya, rating TV menurun, iklan pindah ke digital, dan pemasukan perusahaan menyusut. Jalan tercepat untuk bertahan? Efisiensi. Maka, PHK menjadi langkah “terpaksa” yang banyak diambil.

Namun, di balik awan kelabu itu, masih ada secercah cahaya. Masa depan media televisi sebenarnya belum tamat—ia hanya sedang berganti wajah.

Stasiun TV yang adaptif mulai membangun kanal digital sendiri. Mereka memproduksi konten pendek untuk media sosial, membuat serial eksklusif untuk platform streaming, dan menyuguhkan berita dalam format multiplatform. Artinya, televisi tak lagi bergantung pada layar kaca, tapi hadir di mana pun audiens berada.

Live content seperti siaran olahraga, acara realitas, atau breaking news masih jadi kekuatan TV yang belum bisa disaingi media digital. Konten real-time inilah yang membuat TV tetap punya nyawa. Namun, untuk bertahan, TV harus bisa menyajikan informasi dengan kecepatan internet dan pendekatan visual yang kekinian.

Talenta Baru

Transformasi juga menuntut lahirnya talenta baru—bukan hanya jurnalis atau presenter, tapi juga content creator, data analyst, SEO specialist, dan social media strategist. TV masa depan adalah TV yang tidak hanya pandai menyampaikan berita, tapi juga mengerti algoritma, tren, dan psikologi audiens digital.

Harus diakui, dunia televisi sedang berada dalam masa sulit. Namun bukan berarti ia akan mati. Justru, masa-masa ini bisa menjadi titik balik untuk membangun ekosistem media yang lebih lincah, kreatif, dan relevan dengan zaman.

Jika dulu televisi adalah raja media, maka ke depan, ia harus rela menjadi bagian dari kerajaan digital yang lebih luas. Ia tidak lagi berdiri sendiri, tapi harus kolaboratif, adaptif, dan berani melepas cara-cara lama.

Saya yakin televisi tidak sedang berakhir. Ia hanya sedang belajar untuk menjadi sesuatu yang baru. Wallahu’alam.

Penulis adalah Dosen KPI IAI PERSIS Bandung dan Jurnalis Senior

Editor

Share
Published by
Editor

Recent Posts

Bupati Sumedang Resmikan Kantor Koperasi Desa Merah Putih Syariah Mekarjaya, Dorong Ekonomi dan Kemandirian Desa

SUMEDANG - Dalam suasana malam perayaan Tahun Baru Islam 1447 H, Bupati Sumedang, Dony Ahmad…

32 menit ago

Meriahkan Hajat Laut di Rancabuaya, Bupati Garut Ajak Warga Jaga Kebersihan dan Kondusifitas Pantai

GARUT – Suasana penuh kebersamaan dan semangat syukur mewarnai pembukaan Gelar Budaya Hajat Laut Nelayan…

2 jam ago

Piala Presiden 2025 Jadi Pesta Rakyat, Tiket Resmi Dijual Mulai 29 Juni seharga Rp50 Ribu

JAKARTA - Penjualan tiket Piala Presiden 2025 resmi dibuka pada Minggu, 29 Juni 2025. Antusiasme…

2 jam ago

Wahana Galactic Glow 2025 Kembali Hadir di Bandung, Hadirkan Sensasi Luar Angkasa di Tengah Kota

BANDUNG - Kota Bandung kembali menghadirkan destinasi wisata malam yang spektakuler melalui Galactic Glow 2025,…

2 jam ago

Nekat Beroperasi di Hari Besar Keagamaan, Sejumlah Tempat Hiburan di Bandung Dirazia

BANDUNG - Menjelang peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 H, Pemerintah Kota Bandung menggelar…

2 jam ago

Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Pastikan Pasokan BBM dan LPG Aman Selama Libur Tahun Baru Islam 1447 H

BANDUNG - PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) memastikan pasokan dan distribusi…

15 jam ago

This website uses cookies.