Petani melakukan penanaman benih padi secara langsung. Gubernur terpilih Dedi Mulyadi akan memperketat alih fungsi lahan guna mendukung swasembada pangan. (dok. Istimewa)
BANDUNG – Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat pada Maret 2025 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,38 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Februari 2025.
NTP turun dari 113,53 menjadi 113,10. NTP adalah indikator yang digunakan untuk mengukur daya beli petani dengan membandingkan antara indeks harga yang diterima petani (IT) dan indeks harga yang dibayar petani (IB).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, penurunan NTP ini disebabkan oleh kenaikan yang lebih tinggi pada indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani (IB) sebesar 1,32 persen, dibandingkan dengan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian (IT) yang hanya naik sebesar 0,94 persen.
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Jawa Barat pada Maret 2025 menunjukkan hasil positif, dengan kenaikan sebesar 0,57 persen. Di sisi lain, Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) juga mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen.
Penurunan NTP ini mencerminkan tantangan yang dihadapi petani dalam menghadapi kenaikan biaya produksi, meskipun ada peningkatan dalam daya tukar usaha rumah tangga pertanian di provinsi ini.
BANDUNG - Wakil Bupati Sumedang, H. Fajar Aldila, menegaskan komitmennya bersama Badan Pusat Statistik (BPS)…
BANDUNG - Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir secara langsung mengundang Mardigu Wowiek Prasantyo, atau yang…
GARUT - Pemerintah Kabupaten Garut menggelar Rapat Koordinasi (Rakor), Advokasi, dan Komitmen Perlindungan Perempuan dan…
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan komitmennya dalam mengembangkan sektor transportasi publik sebagai…
BANDUNG - Pendopo Kota Bandung menjadi tempat berkumpulnya sejumlah wali kota dan mantan wali kota…
BANDUNG - Brand kuliner legendaris asal Kota Bandung, Bolu Bakar Tunggal, kembali menghadirkan inovasi terbaru…
This website uses cookies.