LOMBOK TENGAH – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Dito Ariotedjo, menegaskan bahwa pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 yang akan digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) akan mengedepankan prinsip keberlanjutan.
Pernyataan ini disampaikan Menpora Dito kepada awak media usai membuka Kejuaraan Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) di Bukit Sky Lancing, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, pada Kamis (22/5/2025).
“Kita akan mengkonsepkan PON yang berkelanjutan. Venue yang ada harus terpakai, tidak boleh terbengkalai,” ujar Menpora Dito dikutip laman Kemenpora.
Menurutnya, keberlanjutan menjadi fokus utama agar infrastruktur olahraga yang dibangun tidak menjadi proyek sesaat. Pemerintah bersama para pemangku kepentingan juga akan melakukan evaluasi usai pelaksanaan PON Aceh-Sumatera Utara untuk memastikan edisi berikutnya lebih tepat guna.
“Pastinya setelah PON Aceh-Sumut akan dilakukan konsep evaluasi. Fokus kita adalah menjaga keberlanjutannya, itu yang harus diutamakan,” jelasnya.
Senada dengan Menpora, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menyatakan kesiapan daerahnya sebagai tuan rumah PON 2028. Ia juga menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan fasilitas olahraga yang dibangun.
“Tentu pemerintah daerah siap menjadi tuan rumah. Infrastrukturnya harus dijaga. Kita sepakat bahwa venue olahraga harus berkelanjutan,” kata Iqbal.
PON 2028 menjadi PON pertama yang akan diselenggarakan secara bersama di dua provinsi di kawasan timur Indonesia, dengan harapan dapat mendorong pembangunan olahraga yang merata dan berkelanjutan.