Leuweung Sancang adalah cagar alam yang terletak di bagian selatan dari Kabupaten Garut.
Secara administratif, wilayahnya termasuk dalam Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut. Jarak antara cagar alam ini dengan Garut kota adalah 111 kilometer.
Letaknya berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia.
Cagar Alam Leuweung Sancang merupakan kawasan hutan yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi dengan status cagar alam pada tahun 1959.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 116/Um/59/ yang bertanggal 1 Juli 1959, kawasan cagar alam ini seluas 2.157 hektare.
Pada tanggal 5 Oktober 1961, status kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang ditetapkan kembali melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 9470/SK/M.
Status cagar alam diberikan pada tahun 1978 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 370/Kpts/Um/6/1978 yang bertanggal 9 Juli 1978.
Meskipun terjadi perubahan status dari kawasan konservasi menjadi cagar alam, namun luas lahannya tidak berubah.
Perluasan wilayah baru terjadi pada tahun 2014 setelah ditetapkannya Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK. 1860/Menhut-VII/KUH/2014 pada tanggal 25 Maret 2014. Luas Cagar Alam Leuweung Sancang kemudian menjadi 2.313,90 hektare.
Cagar Alam Leuweung Sancang berada di wilayah darat dan bersebelahan dengan Cagar Alam Laut Sancang yang wilayahnya di bagian pantai dan laut. Pengelola Cagar Alam Leuweung Sancang adalah Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat.
Di dalam cagar alam terdapat sungai dan blok hutan yang membentang dari bagian barat hingga ke timur.
Secara berurut meliputi Cimerak, Cibaluk, Cijeruk, Cipangikis, Cikabodasan, Cetut, Cikalongberan, Cipalawah, Cipayawungan, Cipunaga, Cibako, Cicukangjambe, Ciporeang, Cipangisikan, Karang Gajah, Cipadaruum, Cipanglembuan, Cidahon, dan Panglima.
Di dalam kawasan ada 21 jenis mamalia. Lima jenis di antaranya merupakan hewan yang dilindungi yaitu owa jawa, lutung budeng, macan tutul, jelarang hitam dan bokol.
Selain itu ditemukan 7 jenis kelelawar dan 4 jenis hewan pengerat. Di dalam cagar alam ini ada 3 jenis primata.
Berdasarkan makanannya ditemukan 2 jenis karnivor. Ada pula tupai dan hewan berkuku genap yang masing-masing hanya 1 jenis.
SATUJABAR, BANDUNG – Rekomendasi saham Selasa (4/2/2025) emiten Jawa Barat. Berikut harga saham perusahaan go…
BANDUNG – Kinerja industri manufaktur Indonesia 2025 bisa tumbuh tinggi jika kebijakan relaksasi impor produk…
Korban Penembakan APMM Malaysia Stabil, Satu WNI Ditangkap Polisi BANDUNG - Korban penembakan yang dilakukan oleh…
Erick Thohir Ajak Wasit Liga 2 Jadi Whistle Blower dan Jaga Kualitas Kompetisi BANDUNG - Ketua…
Komisi X DPR RI Setujui Rekomendasi Kewarganegaraan Tiga Pemain Naturalisasi BANDUNG - Setelah sebelumnya Komisi…
BANDUNG - Jadwal operasional baru KA Parahyangan diluncurkan sejalan dengan pelaksanaan Gapeka 2025, ungkap Direktur…
This website uses cookies.