BANDUNG: Kunjungan turis asing atau wisatawan mancanegara pada Juni 2022 mencapai 350.000 orang atau naik 2.000 persen dibandingkan dengan Juni 2021 (yoy).
Hal itu diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
Menurutnya, pertumbuhan positif ini diharapkan semakin meningkatkan geliat ekonomi dan terbukanya lapangan kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air.
Menteri mengutip data Badan Pusat Statistik dimana kunjungan turis asing ke Indonesia melalui pintu masuk utama naik 1.973 persen.
“Secara akumulatif jumlah kunjungan Januari-Juni 2022 hampir 750 ribu atau naik hampir 1.000 persen dibandingkan periode tahun 2021,” katanya.
Kenaikan ini juga dibarengi dengan peningkatan tingkat hunian kamar atau okupansi hotel pada Juni 2022.
Rata-rata okupansi hotel mencapai 50 persen lebih atau naik 11,7 persen dibandingkan dengan Juni 2021.
Kenaikan jumlah wisatawan tersebut dibarengi dengan peningkatan tren wisata baru pasca pandemi. Di mana wisatawan mengedepankan konsep personalize, customize, localize, dan smaller in size, serta penerapan protokol kesehatan di setiap destinasi.
“Dan sentra ekonomi kreatif. Industri pariwisata juga telah memenuhi standar CHSE,” katanya.
Sandiaga mengatakan realisasi kunjungan wisman pada 2021 sebesar 1,65 juta kunjungan dan proyeksi 2022 sebesar 1,8 juta-3,6 juta kunjungan.
Pada 2023, Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisatawan sebesar 3,5 sampai 7 juta kunjungan.
EKSPOR PRODUK KREATIF
Tidak hanya peningkatan jumlah wisatawan, ekspor ekonomi kreatif dan digital juga mengalami peningkatan.
Nilai ekspor ekonomi kreatif cenderung stabil selama 2017-2020, namun mengalami peningkatan pada tahun 2021.
Nilai ekspor ekonomi kreatif pada akhir tahun 2020 mencapai 18,78 miliar dolar AS.
Pada tahun 2021 menjadi 23,9 miliar dolar AS atau sebesar 10 persen dari total nilai ekspor nasional. Kontribusi ekspor ekonomi kreatif terbesar berasal dari komoditi fesyen sebesar 61,6 persen, 31,3 persen dari komoditi kriya dan 6,9 persen dari komoditi kuliner.
Tren ekspor ekraf yang melesat di tahun 2021 akan terus berlanjut hingga 2022.
Diproyeksikan ekspor ekraf akan mencapai 25,14 miliar dolar AS pada tahun 2022. Fokus utama dalam meningkatkan ekspor ekraf adalah di tiga komoditas yaitu fesyen, kriya, kuliner.
“Namun tidak menutup kemungkinan adanya pembinaan terhadap komoditas lain sesuai dengan tren dan permintaan pasar, misalnya subsektor film, musik, aplikasi dan permainan yang sedang naik daun,” katanya.