SATUJABAR, SUMEDANG – Pada suatu waktu….kita merasa sangat sedih. Bahkan saking sedihnya itu terasa sangat menghujam ulu hati. Padahal rasa sedih yang kita alami itu terbilang cemen, tentatif.
Coba bayangkan rasa sedih yang dirasakan keluarga satu ini. Keluarga Alif Nur Cahya. Sang bocah yang lahir di salah satu rumah sakit swasta di Bandung tahun 2018 lalu, yang lahir tanpa lubang anus.
Saat baru dilahirkan itu, Alif harus menunggu observasi sebab karena belum bisa buang air besar (BAB) karena tidak memiliki lubang anus. Makanan yang masuk harus mental kembali dari mulutnya.
Sebetulnya, Alif bisa menjalani perawatan lanjutan namun dengan alasan biaya, keluarganya membawanya pulang.
Saat pulang ke rumah, perut Alif makin membesar. Minuman dari ASI pun selalu termuntahkan kembali dan tak pernah bisa buang air besar. Alif sempat dibawa ke delapan rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dan keputusannya sama… harus menjalani operasi.
Terkendala biaya Alif tak bisa dioperasi sampai. Ada pihak ketiga yang membantu dan akhirnya bisa dioperasi di salah satu rumah sakit swasta.
Setelah menjalani perawatan dan dilakukan tindakan operasi kolostomy atau prosedur pembuatan lubang di perut yang berfungsi sebagai saluran pembuangan kotoran (feses).
Setelah operasi kolostomy sampai dengan tahun 2023, Alif masih melakukan kontrol ke RS. Namun tahun 2023, Alif diboyong pulang ke Situraja oleh orang tuanya.
Sejak tahun 2023 sampai 17 Oktober 2025 Alif belum pernah kontrol karena terkendala biaya operasional. Tidak mempunyai biaya ke rumah sakit di Bandung.
Bantuan Pemkab Sumedang
Pemkab Sumedang setelah mendapat laporan, segera menugaskan petugas kesehatan dari Puskesmas Situraja melakukan kunjungan ke rumah pasien, Jumat 17 Oktober 2025. Kemudian pihak puskesmas berkoordinasi dengan RSU Umar Wirahadikusumah. Kartu Indonesia Sehat (KIS) segera dibuatkan, semua biaya pengobatan ditanggung BPJS Kesehatan.
“Alif harus menjalai tiga kali operasi dan untuk operasi kedua dilakukan di RSU Umar Wirahadikusmah. Alif sudah dijemput ke rumah sakit dan pemerintah daerah menanggung semua biaya operasional selama pengobatan,” kata Wakil Bupati Sumedang Fajar Aldila.
Menurutnya, Pemkab Sumedang bersama pihak rumah sakit akan mendampingi keluarga Alif hingga seluruh tahapan medis, termasuk pembuatan anus, pelebaran saluran, hingga penyambungan usus dan penutupan kolostomi, selesai dilaksanakan. “Tidak boleh ada warga Sumedang, apalagi anak-anak, yang tidak bisa berobat hanya karena alasan biaya. Pemkab akan memastikan semua tertangani,” katanya.
Kini, Alif tengah berada di bawah perawatan RSU Umar Wirahadikusumah untuk menjalani pemeriksaan lanjutan dan persiapan operasi tahap kedua.
Wakil Bupati Sumedang juga sempat menjenguk sekaligus menjemput Alif Nur Cahya (7) di rumah orang tuanya di RT. 03 RW.02 Dusun/ Desa/ Kecamatan Situraja, Senin (20/10/2025).
Alif anak pasangan Erni Supriyatin (37) dan Hari Eka Purnama (32) tidak memiliki lubang anus atau post op colostomy ec atresia Ani kongenital.
Penyakit yang diderita Alif merupakan bawaan sejak lahir, dan saat usia Alif dua hari telah dilakukan tindakan operasi pertama di salah satu Rumah Sakit Swasta di Bandung. Namun dengan alasan tak memiliki biaya, Alif tidak menjalani pengobatan lanjutan dan orang tuanya memilih pulang kampung, pindah domisili ke Sumedang.
Sejak pindah ke Sumedang, ia tidak lagi menjalani kontrol sampai akhirnya ada warga yang melaporkan kondisi kesehatan Alif ke pemerintahan. Atas laporan itu Puskesmas Situraja melakukan kunjungan ke rumahnya dan berkoordinasi dengan RSU Umar Wirahadikusumah.
Wabup mengatakan, Alif akan segera mendapatkan penanganan untuk melakasanakan operasi kedua. “Saya beserta jajaran hari ini akan mengantarkan Alif ke Rumah Sakit, saya meminta kepada semuanya untuk mendoakan Alif agar cepat sehat dan semangat kembali,” katanya.
Keluarga Alif sudah memiliki Kartu Indonesia Sehat, namun karena tak memiliki biaya operasional, Alif memilih tak berobat. “Kami langsung mengawal tindakan yang akan dilakukan kepada ananda Alif, dan Pemda Sumedang akan menangung semua biaya operasional selama pengobatannya,” kata Wabup Fajar.
Sumber: Pemkab Sumedang/Diolah

