BANDUNG – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Purwakarta, Dr. Purwanto, terpilih sebagai salah satu narasumber dalam seminar bertajuk “45 Tahun Strategic Talk: Pendidikan Inklusif untuk Mewujudkan Indonesia Maju”. Acara tersebut berlangsung di IPB Convention Center Baranangsiang, Bogor, pada Jumat (13/9/2024).
Dalam forum tersebut, selain Dr. Purwanto, turut hadir sebagai pembicara antara lain Prof. Dr. Arif Satria (Rektor IPB), Dr. Herman Suryatman (Sekretaris Daerah Jawa Barat), Dr. Suyoto (Vice President UID), Dr. Oscar O. Wambraw (Rektor Uncen), Prof. Dr. Riri Fitrisari (Founder dan Chairperson UI Green Matrix World University), dan Dr. Rina Mardiana (Wakil Kepala BPKP IPB).
Di hadapan peserta seminar, yang akrab disapa Kang Ipung, Purwanto memaparkan visi pendidikan di Purwakarta dalam menghadapi tantangan abad 21 dan disrupsi era 4.0. Ia menekankan pentingnya transformasi pendidikan yang inovatif untuk mempersiapkan generasi pelajar Pancasila.
“Pelajar harus menggambarkan karakter dalam Gapura Panca Waluya—Cageur, Bageur, Bener, Pinter, dan Singer—yang sejalan dengan Inner Development Goals (IDGs) yaitu Being, Thinking, Relating, Collaborating, dan Acting. Kompetensi ini penting untuk menghadapi abad 21 dan era disrupsi,” jelas Purwanto.
Purwanto juga menjelaskan tiga core value sistem pendidikan di Purwakarta: Kesadaran lingkungan, kesadaran sosial, dan kesadaran spiritual. Ia memperkenalkan program TdBA (Tatanen di Bale Atikan), sebuah model pendidikan holistik integratif yang mengembangkan kodrat diri, alam, dan zaman peserta didik.
“Melalui TdBA, transformasi pendidikan Purwakarta terkait erat dengan sistem lingkungan, pangan, dan kebudayaan. Model pengelolaan lingkungan berbasis permaculture sudah menjadi kurikulum lokal yang diperkuat oleh Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Purwanto menjelaskan bahwa kurikulum merdeka berharmonisasi dengan TdBA dalam intrakurikuler, Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila, ekstrakurikuler, dan habituasi di sekolah. Model permaculture bertujuan agar peserta didik memiliki kesadaran penuh akan keberadaan mereka dan lingkungan sekitarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Arif Satria menggarisbawahi pentingnya investasi dalam sumber daya manusia untuk memanfaatkan bonus demografi dan menjadi salah satu dari empat negara teratas di masa depan. Ia menyoroti sepuluh faktor yang mempengaruhi kesuksesan individu yang perlu disiapkan oleh lembaga pendidikan, dengan kemampuan pemecahan masalah sebagai keterampilan yang paling penting.
Sekretaris Daerah Jawa Barat, Dr. Herman Suryatman, menambahkan bahwa transformasi pendidikan di Jawa Barat akan dipercepat melalui pelatihan guru penggerak. Ia yakin bahwa meski tanpa anggaran APBD, program ini dapat dilaksanakan dan memberikan dampak positif pada pendidikan di seluruh tingkat.
“Pendidikan berbasis cinta, seperti yang dilakukan Alm Ibu Een Sukaesih di Sumedang, menjadi salah satu kunci untuk memajukan pendidikan,” tutup Dr. Suryatman.