Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi.(FOTO: Humas Kemenperin)
BANDUNG – Kementerian Perindustrian proaktif mendorong industri kecil dan menengah (IKM) untuk memanfaatkan teknologi modern demi meningkatkan produktivitas secara efisien. Upaya ini diwujudkan melalui program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri (DAPATI).
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi menjelaskan program DAPATI adalah manifestasi dari komitmen kami untuk mendorong kemajuan IKM di Indonesia.
“Dengan pemanfaatan teknologi canggih dan bimbingan teknis, kami yakin IKM akan mencapai standar kualitas yang lebih tinggi dan memperluas kapasitas produksinya,” ungkapnya di Jakarta, Senin (30/9).
Salah satu IKM yang telah merasakan manfaat dari program DAPATI adalah IKM Menteku di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. IKM ini merupakan produsen kacang mete dan mete krispi yang kini berhasil meningkatkan kapasitas produksinya.
Andi menambahkan pihaknya optimistis, dengan mengoptimalkan produksi IKM, pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional akan meningkat. Ia menekankan bahwa sektor IKM telah terbukti menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, dengan kontribusi sekitar 30 persen dari produk domestik regional bruto (PDRB) di Sulawesi Selatan.
Program DAPATI, yang diluncurkan oleh Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri (Pusat OPTIKJI) BSKJI Kemenperin, bertujuan untuk mengangkat kualitas dan kuantitas produk IKM melalui penggunaan teknologi modern dan bimbingan intensif.
Kepala Pusat OPTIKJI Bambang Riznanto menambahkan, program ini dirancang untuk memperkenalkan teknologi pengeringan mutakhir dan sistem kontrol otomatis di IKM Menteku.
Bambang menjelaskan, “Penerapan teknologi pengeringan baru dapat mengurangi waktu pengeringan kacang mete hingga 30 persen, mempercepat proses produksi.” Selain itu, sistem kontrol otomatis diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi hingga 25 persen, serta menurunkan tingkat cacat produk hingga 20 persen.
Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim (BBSPJIHPMM) Shinta Virdhian mengungkapkan antusiasmenya terhadap potensi program DAPATI dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi IKM Menteku. “Dengan teknologi terbaru, kami berusaha membantu mereka menghadapi tantangan produksi dan memperkuat daya saing produk di pasar,” tuturnya.
Program DAPATI ini mencakup berbagai tahap penting, mulai dari verifikasi masalah dan uji awal mutu produk, hingga desain dan pengujian alat pengering baru dengan sistem otomatisasi. “IKM Menteku sangat antusias dengan dukungan yang diberikan melalui program ini,” imbuh Shinta.
Diharapkan, program DAPATI tidak hanya memberikan dampak positif bagi IKM Menteku, tetapi juga menjadi contoh sukses bagi pengembangan IKM di seluruh Indonesia.
BANDUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi pada Maret 2025 tercatat sebesar 1,03…
SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Selasa 8/4/2025 dikutip dari situs PT Aneka Tambang Tbk…
SATUJABAR, PANGANDARAN - Objek Wisata Pangandaran, Jawa Barat, ramai dikunjungi wisatawan selama libur Lebaran. Tercatat…
SATUJABAR, KARAWANG - Kepala Korps Lalu-Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pok. Agus Suryonugroho, merasa senang atas…
Secara total, dari tanggal 21 Maret hingga 7 April 2025, Daop 3 Cirebon telah melayani…
Lebih dari 100 juta petani di seluruh Indonesia merasakan manfaat langsung dari kebijakan kenaikan HPP…
This website uses cookies.