BANDUNG – Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan kerja sama strategis dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Kyoto, Jepang. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kedaulatan sumber daya alam Indonesia melalui pengembangan teknologi eksplorasi mineral yang lebih canggih.
Kepala PSDMBP, Agung Pribadi, menekankan bahwa kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi baru dalam eksplorasi mineral, sehingga Indonesia dapat lebih mandiri dalam mengelola sumber daya alamnya. Agung menambahkan bahwa pihaknya akan berupaya menyukseskan penyelidikan dengan menyediakan sampel batuan dari berbagai lokasi di Indonesia, termasuk Banten, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Utara.
Rapat pembahasan kerja sama trilateral ini berlangsung di Ruang Rapat Korundum, Bandung, pada 14 Oktober 2023. Rapat ini merupakan kelanjutan dari Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara Badan Geologi dan ITB pada 11 Agustus 2023, yang berfokus pada eksplorasi sumber daya mineral strategis di Indonesia.
ITB juga telah lama berkolaborasi dengan Universitas Kyoto untuk mengembangkan teknologi eksplorasi energi panas bumi di Indonesia melalui skema SATREPS (Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development), yang didanai oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Japan Science and Technology Agency (JST). Proyek BAGUS (Beneficial and Advance Geothermal Use System) telah melibatkan kedua universitas sejak April 2015.
Salah satu hasil signifikan dari kerja sama ini adalah publikasi ilmiah yang berisi temuan terbaru dalam eksplorasi mineral, yang diharapkan dapat menjadi referensi penting bagi komunitas ilmiah dan industri pertambangan, baik di dalam maupun luar negeri.
Ouput
Agung menambahkan bahwa hasil yang diharapkan dari kerja sama ini mencakup pengembangan teknik analisis komposisi mineral yang lebih baik serta peningkatan efisiensi dalam teknik ekstraksi. “Ini akan membantu mengoptimalkan sumber daya mineral di Indonesia,” ujarnya melalui keterangan resmi.
Salah satu topik penyelidikan yang diusulkan Universitas Kyoto adalah “Specifying Control Factors on Ore Chemical Composition of Hydrothermal Deposits through Factor Analysis,” yang dipresentasikan oleh Prof. Katsuaki Koike. Dengan penelitian ini, diharapkan Universitas Kyoto dapat melakukan kajian serupa di Indonesia.
Rapat dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Prof. Mohamad Nur Heriawan dari ITB dan tim dari Universitas Kyoto. Agung menekankan bahwa kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pegawai PSDMBP yang terlibat, bukan hanya menghasilkan publikasi ilmiah, tetapi juga dampak positif dalam pengelolaan sumber daya alam Indonesia.