(Foto: Humas Kemenperin)
BANDUNG — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong transformasi digital di sektor industri kecil dan menengah (IKM) komponen otomotif sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional. Dalam rangka ini, Kemenperin menjalin kerja sama strategis dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui program Automotive Industry Development, yang diluncurkan pada 25 Februari 2025 lalu.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menyatakan bahwa IKM komponen otomotif saat ini menghadapi tantangan berat akibat kondisi ekonomi global yang dinamis dan menuntut efisiensi serta produktivitas yang lebih tinggi.
“IKM komponen otomotif harus mampu memenuhi standar QCD (Quality, Cost, Delivery) yang ditetapkan industri. Maka dari itu, kerja sama lintas sektor menjadi sangat penting agar pembinaan IKM bisa berjalan secara sinergis, efektif, dan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (24/4).
Sebagai bagian dari tindak lanjut kerja sama dengan JICA, Kemenperin memfasilitasi kegiatan matchmaking antara IKM komponen otomotif dan system integrator dari kalangan startup teknologi Indonesia. Proses ini berlangsung secara daring melalui platform Startup for Industry sejak 25 Februari hingga 28 Maret 2025.
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut, Dini Hanggandari, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mempercepat adopsi digitalisasi dan otomatisasi di sektor IKM otomotif. Hasilnya, delapan IKM berhasil dipasangkan dengan enam startup teknologi lokal terpilih.
“Setiap pasangan akan melaksanakan proyek implementasi teknologi yang dibiayai penuh oleh JICA, dengan total anggaran mencapai Rp1,2 miliar,” ungkap Dini saat acara penandatanganan kontrak antara JICA dan enam startup penyedia teknologi, Selasa (22/4) di Jakarta.
Adapun delapan pasangan tersebut meliputi:
PT Armeta Kreasi Mandiri dengan PT Trimitra Nusantara Sakti
PT Eran Plastindo Utama dengan Ragdalion Technology
PT Arkha Industries Indonesia dengan PT Sopwer Teknologi Indonesia
PT Laksana Tekhnik Makmur dengan PT Sopwer Teknologi Indonesia
PT FNF Metalindo Utama dengan Ragdalion Technology
PT Itori Kreasindo Perkasa dengan PT Stechoq Robotika Indonesia
PT Sebastian Jaya Metal dengan PT Takodam Ciptamandiri Nusantara
PT Sugi Jaya Utama dengan PT MyEco Teknologi Nusantara
Dini juga menyampaikan apresiasinya terhadap JICA yang tidak hanya mendukung implementasi teknologi, namun juga memberdayakan startup lokal binaan Kemenperin.
“Harapan kami, startup mampu memberikan solusi terbaik, dan IKM komponen otomotif dapat melanjutkan proses digitalisasi secara mandiri ke depannya,” tambahnya.
Sementara itu, Senior Representative JICA Indonesia, Sato Akira, mengungkapkan bahwa program matchmaking mendapat respons positif dengan lebih dari 20 proposal masuk. Survei internal JICA juga menunjukkan tingginya minat perusahaan untuk kembali ikut serta jika program serupa kembali digelar.
“Kami berharap proyek ini bisa meningkatkan digitalisasi dan daya saing IKM, meski dalam waktu pelaksanaan yang singkat dari April hingga Juli 2025,” tutur Sato. Ia juga berharap keberhasilan proyek tahun ini akan mendorong lebih banyak perusahaan untuk memanfaatkan platform Startup for Industry sebagai jembatan menuju transformasi teknologi yang lebih luas di masa mendatang.
SATUJABAR, SUKABUMI -- Aksi tawuran remaja kerap terjadi di Sukabumi, Jawa Barat. Sudah berbagai cara…
SATUJABAR, BANDUNG - Harga emas Antam Jum’at 25/4/2025 dikutip dari situs PT Aneka Tambang Tbk…
Kunjungan para diplomat Afrika menunjukkan eratnya hubungan Asia-Afrika yang terus terjalin dengan semangat persahabatan dan…
Titik lokasi tambang oleh PT Mas Putih Belitung yang merupakan anak perusahaan PT Juishin Indonesia…
BANDUNG - Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2025 tetap…
Kloter pertama jamaah haji Indonesia akan mulai berangkat ke Tanah Suci pada 2 Mei 2025.…
This website uses cookies.