• Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video
Selasa, 16 September 2025
No Result
View All Result
SATUJABAR
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
SATUJABAR
No Result
View All Result

Kekeringan Ancam Desa Jonggol: Warga Disarankan Membangun Penampungan Air Hujan

Editor
Senin, 02 September 2024 - 10:02
Kemarau hari tanpa hujan kekeringan sawah

Hari tanpa hujan cukup panjang akan terjadi di sejumlah daerah saat musim kemarau mendatang, ungkap rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). (IMAGE: BMKG)

BANDUNG – Kekeringan yang melanda berbagai wilayah di Indonesia sejak awal Juli 2024 kini berdampak serius di Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ribuan warga di desa ini menghadapi kesulitan mendapatkan air bersih akibat musim kemarau yang berkepanjangan.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengungkapkan bahwa Desa Jonggol, sebagai daerah hulu dari sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) dan cekungan air tanah (CAT), sangat rentan terhadap kekurangan sumber daya air, baik air permukaan maupun air tanah, terutama saat musim kemarau. Kondisi ini menyebabkan mengeringnya sungai, sumur, serta penurunan debit mata air.

“Desa Jonggol berada di daerah hulu yang rentan terhadap ketersediaan air, baik itu air permukaan maupun air tanah. Selama musim kemarau, kita melihat gejala seperti mengeringnya sungai dan sumur serta berkurangnya debit mata air,” jelas Wafid dalam keterangannya di Bandung.

Menurut Wafid, potensi air tanah di wilayah terdampak terbatas pada lapisan atas (air tanah dangkal), dan tidak ada potensi air tanah di lapisan bawah (air tanah dalam) karena lapisan batuan akuifer di wilayah ini tipis dan terletak di atas batuan kedap air. Hal ini menjadikan daerah tersebut sangat rentan terhadap kekeringan selama musim kemarau.

Menampung Air Hujan

Untuk mengatasi masalah ini, Wafid menyarankan agar masyarakat Desa Jonggol membuat penampungan air hujan, sumur resapan dangkal, serta membangun infrastruktur konservasi tanah sederhana. Metode ini bertujuan untuk menahan air permukaan lebih lama dan meningkatkan kapasitas resapan air menjadi air tanah.

Data dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa Desa Jonggol secara geomorfologi merupakan daerah perbukitan bergelombang landai dengan elevasi antara 50 hingga 150 meter di atas permukaan laut. Secara geologis, daerah ini tersusun atas Satuan Batupasir Tufan dan Konglomerat pada bagian atas dan Formasi Jatiluhur pada bagian bawah.

Desa Jonggol juga termasuk bagian hulu dari DAS Cibodas, yang airnya mengalir menuju DAS utama Sungai Cipatujah dengan arah aliran ke utara. Kondisi geologis yang ada menunjukkan bahwa lapisan batuan pembawa air tanah di sini memiliki produktivitas rendah hingga sedang, dengan akuifer yang tipis dan tidak terus menerus.

Dengan kondisi tersebut, upaya konservasi air menjadi sangat penting untuk menjaga ketersediaan sumber daya air di daerah ini.

Tags: Badan GeologiKementerian ESDM

Category

  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Headline
  • Opini
  • Pilihan
  • Sport
  • Tutur
  • UMKM
  • Uncategorized
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2022 SATUJABAR.COM

No Result
View All Result
  • Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video

© 2022 SATUJABAR.COM

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.