BANDUNG – Kebakaran hutan dan lahan dikendalikan lewat operasi modifikasi cuaca (OMC), kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.
Dia menjelaskan BMKG menggelar OMC serentak di lima provinsi di wilayah Indonesia.
Kelima provinsi tersebut ialah Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
“OMC ini dilakukan dalam rangka bentuk antisipasi bencana kekeringan dan Karhutla,” kata Dwikorita di Jakarta, Selasa (18/6).
Adapun jadwal pelaksanaan OMC di Riau dilaksanakan pada 14 Juni-3 Juli 2024, Jambi 20 Juni-1 Juli 2024, Sumatra Selatan 3 Juli-12 Juli 2024, Kalimantan Barat 25 Juni-5 Juli 2024, dan Kalimantan Tengah tahap 5 Juli-15 Juli 2024.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil analisis dan monitoring BMKG, pada Juli hingga September pada provinsi target OMC diperkirakan mengalami kekeringan dan rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.
Oleh karenanya OMC bertujuan untuk mengurangi dampak risiko yang dapat terjadi dan dapat menganggu kehidupan masyarakat.
“OMC dilakukan untuk pembasahan lahan gambut untuk antisipasi dan mitigasi bencana Karhutla. Selain itu untuk mengisi kubah-kubah air yang berada di lahan gambut sehingga mencegah lahan gambut kering dan mudah terbakar karena telah dibasahi oleh hujan,” ujarnya melalui siaran pers.
Hotspot Terdeteksi
Di sisi lain, Plt. Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menjelaskan berdasarkan pantauan Sipongi, secara kumulatif dua hari terakhir di provinsi terkait target sudah mulai terdeteksi hotspot dengan derajat kepercayaan menengah hingga tinggi atau 2-3 titik per hari.
Oleh karenanya, menurut Seto, pembasahan lahan gambut tersebut dilakukan sebelum daerah terdampak memasuki puncak musim kemarau.
Demikain juga OMC ditujukan untuk menekan potensi lonjakan hotspot dan potensi luasan area gambut yang terbakar.
“Saat ini sedang dilaksanakan OMC di Provinsi Riau sejak tanggal 14-18 Juni 2024 dan sudah menggunakan bahan semai NaCI powder sebanyak empat ton. Hingga hari ini, OMC di Riau telah dilaksanakan selama empat hari dengan rincian lima sorti penyemaian dengan total jam terbang 11 jam 35 menit,” kata Seto.
Kegiatan OMC di Provinsi Riau dimulai pada tanggal 14 Juni 2024 bekerjasama dengan TNI AU Lanud Sultan Syarif Kasim II dan pesawat Casa 212 registrasi A-2116 dari Skuadron Udara 4 Malang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, dan PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).