SATUJABAR, JAKARTA – Kabar membanggakan datang dari Sumatra Utara! Danau Toba resmi meraih kembali status green card dari UNESCO Global Geopark (UGGp), menandakan bahwa kawasan ini kembali diakui dunia sebagai geopark global dengan pengelolaan yang berkelanjutan.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam upaya ini.
“Saya mengapresiasi kolaborasi dan kerja keras semua pihak, mulai dari gubernur, kepala daerah, badan pengelola, hingga pelaku pariwisata. Mereka telah menjalankan semua rekomendasi dari tim asesor UNESCO, sehingga Danau Toba bisa kembali meraih green card,” ujar Menpar Widiyanti dalam keterangan persnya, Rabu (10/9).
Keputusan ini diumumkan dalam Sidang Council UNESCO Global Geoparks yang digelar pada 5–6 September 2025 di Chile. Selain Danau Toba, dua geopark Indonesia lainnya juga ikut meraih green card, yaitu Geopark Rinjani di Lombok dan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu di Jawa Barat.
Sebagai informasi, setiap geopark global wajib menjalani proses revalidasi setiap empat tahun. Jika dinyatakan “lulus” dengan baik, maka geopark mendapat green card dan statusnya diperpanjang empat tahun ke depan. Jika hanya mendapat yellow card, maka masa berlaku hanya dua tahun dan harus segera memperbaiki sejumlah catatan dari dewan asesor.
Tahun ini, dari 44 geopark yang dievaluasi, hanya 38 yang mendapat green card — dan tiga di antaranya adalah dari Indonesia. Prestasi yang patut dibanggakan!
Dalam proses revalidasi, Kementerian Pariwisata mendukung penuh upaya penguatan status Danau Toba melalui berbagai program strategis. Salah satunya adalah penyelenggaraan konferensi internasional bertajuk “The 1st International Conference: Geotourism Destination Toba Caldera UNESCO Global Geopark 2025.”
Menurut Menpar Widiyanti, keberhasilan ini tak hanya menjadi pengakuan internasional, tetapi juga menjadi peluang besar bagi pengembangan wisata berkelanjutan di Indonesia.
“Status geopark bukan hanya soal perlindungan alam, tapi juga ruang belajar, ruang berkarya, dan peluang besar untuk membangun pariwisata yang ramah lingkungan dan berpihak pada masyarakat lokal,” ungkapnya.
Rencananya, laporan dari sidang dewan UNESCO ini akan dibawa ke Dewan Eksekutif UNESCO untuk disahkan secara resmi pada pertengahan tahun 2026.
Dengan status green card yang kembali disandang, harapannya Danau Toba akan semakin mendunia, tetap lestari, dan makin siap menjadi destinasi unggulan yang membanggakan Indonesia.

