SATUJABAR, BANDUNG — Jurnalis Kompas.com, Faqih Rohman Syafei, melaporkan aksi penyerangan dan penganiayaan yang dialaminya saat meliput demonstrasi penolakan revisi Undang-Undang (UU) TNI di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung. Korban melaporkannya ke Polrestabes Bandung, setelah menjalani visum di Rumah Sakit Sartika Asih.
Jurnalis Kompas.com, Faqih Rohman Syafei, membuat laporan ke Polrestabes Bandung, pada Sabtu (22/03/2025), atas aksi penyerangan dan penganiayaan yang dialaminya saat meliput demonstrasi penolakan revisi Undang-Undang TNI, di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung. Penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Bandung, membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP), setelah korban menjalani visum di Rumah Sakit Sartika Asih, Bandung.
Pemimpin Redaksi Kompas.com Amir Sodikin, mengecam keras tindakan kekerasan terhadap jurnalis saat menjalankan tugasnya meliput aksi demonstrasi. Jurnalis Faqih Rohman diserang dan dianiaya massa demonstran, padahal sudah berusaha menunjukkan kartu pers Kompas.com.
“Faqih yang sedang menjalankan tugas jurnalistiknya mendapat perlakuan tidak pantas dari massa demonstran. Meski saat itu sudah berusaha menunjukkan kartu pers resmi Kompas.com. Dituduh sebagai intel, diserang dan mengalami pemukulan serta tendangan sejumlah orang tidak dikenal,” ujar Amir dalam keterangannya, Minggu (23/03/2025).
Amir mengungkapkan, aksi kekerasan terhadap jurnalis bentuk pelanggaran serius terhadap kemerdekaan pers dan hak masyarakat dalam memperoleh informasi. Pers memiliki peran penting dalam demokrasi sesuai Undang-Undang Pers Nomor 40 tahun 1999, sehingga segala bentuk intimidasi dan kekerasan terhadap jurnalis tidak bisa dibenarkan dalam situasi apapun.
“Kami dari Kompas.com mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas kekerasan tersebut dan memastikan perlindungan bagi jurnalis dalam menjalankan tugasnya. Kami juga mengingatkan seluruh pihak menghormati kerja jurnalistik yang dilindungi undang-undang, menjunjung tinggi kebebasan pers sebagai salah satu pilar demokrasi,” ungkap Amir.
Amir berterimakasih dan menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah membantu Faqih, mulai yang berusaha melindungi dari aksi penganiayaan, rekan-rekan jurnalis, pihak kepolisian, serta pihak restoran tempat Faqih berlindung.
Sebelumnya diberitakan, Jurnalis Kompas.com, Faqih Rohman, mengaku, diserang hingga mendapatkan intimidasi dan pemulukan dari sekelompok massa demonstran. Jurnalis lainnya yang berada di lokasi dan berusaha melindunginya, turut diintimidasi setelah menuduhnya intel.
“Lagi ambil video di dekat massa demo, tiba tiba ada yang teriak, awas itu yang gendut intel pakai baju putih. Sudah betusaha mengeluarkan id card dari media, tetap saja massa menyerang, memukul, dan menendang,” ujar Faqih
Faqih mengaku, mendapat sejumlah pukulan mengenai kepala dan beberapa bagian tubuhnya. Dua kali mengenai kepala, ditendang dua hingga tiga kali, ditarik-tarik dan dicegah oleh massa aksi lainnya dan rekan jurnalis.(chd).