SATUJABAR, BANDUNG – Presiden Joko Widodo resmi menunjuk Kepala Detasemen Khusus (Kadensus) 88 Antiteror Polri, Irjen Pol. Marthinus Hukom, memimpin Badan Narkotika Nasional (BNN) RI.
Irjen Pol. Marthinus Hukom menjadi Kepala BNN menggantikan Komjen Pol. Petrus R. Golose, yang telah memasuki masa pensiun, 27 November 2023.
Penunjukan Irjen Pol. Marthinus Hukom, setelah surat keputusan presiden (keppres) ditandatangani Presiden.
Marthinus Hukom baru resmi menjabat orang nomor satu di BNN RI, sekaligus menyandang Komisaris Jenderal (Komjen), tinggal menunggu pelantikan.
Perwira Tinggi (Pati) Polri, kelahiran Maluku, 30 Januari 1969, merupakan Akademi Polisi (Akpol) lulusan 1991, satu angkatan dengan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Selama berkarir di Korps Bhayangkara, Marthinus Hukom banyak malang-melintang di satuan antiteror.
Diawali saat Marthinus Hukom, dipercaya menjadi Kepala Tim (Katim) Antiteror Bom Polda Metro Jaya, 2001-2002.
Saat Jederal Da’i Bachtiar, Kapolri saat itu, membentuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Martinus Hukom, ditunjuk menjadi analis intelejen Satuan Tugas (Satgas) Antiteror Polri.
Marthinus Hukom juga pernah dilibatkan dalam Kelompok Ahli Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Bidang Intelejen.
Saat dipercaya menjadi Kepala Bidang Intelijen Densus 88 Antiteror Polri, 2010-2015, karier Marthinus Hukom makin moncer. Marthinus Hukom tercatat pernah dua kali menjabat Wakil Kepala Densus (Wadensus) 88 Antiteror Pori, 2015-2016 dan 2018-2020.
Marthinus Hukom lalu diberi kepercayaan oleh Kapolri untuk memimpin Densus 88 Antiteror Polri, 2020-2023. Hampir tiga tahun menjadi Kadensus 88 Antiteror Polri, Presiden Joko Widodo merestui penunjukan Marthinus Hukom menjadi Kepala BNN RI, jabatan strategis, yang diemban Jenderal Bintang Tiga.
Dua Kali Naik Pangkat Luar Biasa
Marthinus Hukom tercatat sebagai salah satu Bhayangkara Polri yang sukses melakukan operasi penangkapan terhadap pelaku terorisme, Ali Imron.
Bersama Irjen Pol. Carlo Brix Tewu, tempat persembunyian pelaku teroris bom Bali, 2002, berhasil diketahui dan dikepung di Desa Sepatin, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Tergabung dalam satuan antiteror dan berhasil melacak, mengejar, dan menangkap dalang terorisme, dari mulai Ali Imrom, DR. Azhari, hingga Noordin M. Top, Mabes Polri memberikan Marthinus Hukom kenaikan pangkat luar biasa.
Kenaikan pangkat luar biasa diperoleh Martinus Hukom sebanyak dua kali, dari Komisaris Polisi (Kompol) ke Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), kemudian dari AKBP ke Komisaris Besar.