Keberangkatan dari Madinah ke Makkah bukan sekadar perjalanan fisik, tapi juga perjalanan batin. Hati yang telah disucikan dengan zikir dan sholawat di Madinah kini bersiap menyambut puncak ibadah haji.
SATUJABAR, MADINAH — Pergerakan jamaah haji Indonesia gelombang pertama dari Madinah menuju Makkah telah dimulai. Mereka mulai meninggalkan Madinah sejak Sabtu (10/5/2025) kemarin dengan menempuh perjalanan darat yang memakan waktu enam hingga tujuh jam.
Meninggalkan Madinah bukanlah perkara ringan. Banyak jamaah yang merasakan haru ketika menatap terakhir kalinya kubah hijau Masjid Nabawi. Ada yang meneteskan air mata, ada yang terdiam, ada pula yang menengadahkan tangan, menyelipkan doa agar bisa kembali suatu hari nanti.
Madinah bukan hanya tempat tinggal Rasulullah, tapi juga tempat tinggal hati yang rindu. Maka tak heran, setiap langkah meninggalkan kota ini terasa berat. Tapi ini bukanlah akhir, melainkan babak baru dalam perjalanan ibadah yang lebih agung, yakni menunaikan ibadah haji.
Lantas apa doa yang perlu dibaca jamaah haji saat meninggalkan Madinah? Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftah Faqih menjelaskan, amalan yang baik dilakukan saat hendak meninggalkan Madinah adalah berdoa.
Anggota Bimbingan Ibadah (Bimbad) Haji 2024 di Daker Makkah ini mengutip doa dari kitab al-adzkar dan i’anatul thalibin yang bisa dibaca jamaah haji saat akan meninggalkan Madinah.
“Di dua kitab itu disebutkan doa yang biasa dibaca oleh jamaah haji atau umrah ketika hendak meninggalkan Madinah menuju Makkah,” ujar Kiai Miftah.
Berikut Doa Perpisahan Jamaah Haji dengan Madinah:
اللَّهُمَّ لا تَجْعَلْ هَذِهِ الزِّيَارَةَ آخِرَ العَهْدِ مِنْ حَرَمِ رَسُولِكَ، وَيَسِّرْ لَنَا العَوْدَةَ إِلَيْهِ مَرَّاتٍ بِغَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ وَلَا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ، وَارْزُقْنَا زِيَارَتَهُ دَائِمًا مَا أَبْقَيْتَنَا، وَاخْتِمْ لَنَا بِالسَّعَادَةِ حَتَّى نَلْقَاكَ.
Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kunjungan ini sebagai kunjungan terakhirku ke tempat suci Rasul-Mu. Mudahkanlah aku untuk dapat kembali ke sini berkali-kali tanpa tertimpa kesusahan yang membahayakan dan tanpa terkena fitnah yang menyesatkan. Karuniakanlah aku kesempatan untuk selalu menziarahinya selama Engkau memberikan kehidupan kepadaku, dan akhiri hidupku dengan kebahagiaan hingga aku bertemu dengan-Mu.”
Keberangkatan dari Madinah ke Makkah bukan sekadar perjalanan fisik, tapi juga perjalanan batin. Hati yang telah disucikan dengan zikir dan sholawat di Madinah kini bersiap menyambut puncak ibadah haji.
Di tengah padang pasir, para jamaah akan menuju miqat untuk berniat ihram. Di sanalah akan dimulai kembali ujian kesabaran, ketulusan, dan penghambaan sejati kepada Allah Ta‘ala.
Madinah telah membekali jamaah dengan ketenangan jiwa. Kini, Makkah akan menantang mereka dengan ketundukan total kepada Allah. Dua kota suci, dua tahapan perjalanan spiritual yang saling melengkapi.
Setiap jamaah haji Indonesia hendaklah berbahagia karena telah menjejak tanah yang diberkahi, mencium aroma perjuangan Rasulullah SAW, dan merasakan hangatnya cinta yang abadi. Jangan lupakan Madinah dalam doa, sebagaimana Rasulullah SAW tidak pernah melupakan umatnya. (yul)
madinah, makkah, perjalanan jamaah haji, doa meninggalkan madinah