BMKG menginformasikan potensi gelombang laut tinggi di perairan utara Jawa Tengah mencapai 2.5 meter dan angin kencang 22 knot hingga 34 knot.
SATUJABAR, TANJUNG EMAS — Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Emas, Capt. Mochamad Abduh, mengeluarkan himbauan dan peringatan kepada para nakhoda kapal yang berada (sandar), labuh, berangkat dan datang di pelabuhan Tanjung Emas agar memperhatikan keselamatan pelayaran terkait dengan dampak dari Siklon Tropis Vince dan Taliah.
Melansir dari laman Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), potensi gelombang laut tinggi di perairan utara Jawa Tengah yang mencapai 2.5 meter dan angin kencang 22 knot hingga 34 knot terjadi di wilayah perairan utara Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Selain itu potensi hujan lebat juga akan terjadi pada 6-7 Februari 2025.
Dari data BMKG tersebut, Capt. Mochamad Abduh menghimbau dan memperingatkan melalui pengumuman nomor PG.KSOP.TG.EMAS/01/2025 kepada pemilik kapal, pengusaha kapal, dan para nakhoda. Peringatan itu sebagai berikut:
- Tidak memaksakan kapal untuk berangkat.
- Memperhatikan kelengkapan kenavigasian.
- Untuk kapal penumpang jenis Ro-Ro, memastikan pelashingan, berat muatan, penempatan muatan dalam kondisi yang aman.
- Tugboat (Tb) tidak diperbolehkan meninggalkan Tongkang (Tk) selama berada di area labuh.
- Tetap memonitor perkembangan cuaca melalui kanal resmi BMKG.
Sementara itu, Mochamad Abduh dengan menggunakan rigid inflatable boat (RIB) KPLP KSOP Tanjung Emas melakukan inspeksi alur perairan pelabuhan untuk memastikan bahwa alur pelayaran pelabuhan Tanjung Emas aman dari muatan tongkang (kayu log) yang jatuh ke laut.
“Adapun muatan kapal tongkang yang kandas berupa kayu log yang jatuh ke laut telah ditarik menuju lokasi aman dan tidak menganggu alur pelayaran didalam kolam pelabuhan,” kata dia.
Sementara untuk tindak lanjut terhadap kapal tongkang yang kandas. KSOP Tanjung Emas bekerjasama dengan perusahaan pemilik kapal stakeholder terkait seperti Pelindo untuk segera menarik tongkang tersebut dengan kapal tugboat yang lebih kuat setelah cuaca memungkinkan.
“Hal ini dilaksanakan setelah cuaca membaik karena untuk memperhatikan keselamatan, jangan sampai kita yang menyelamatkan justru malah menjadi celaka karena ombak masih besar,” ucapnya. (yul)