BANDUNG – Fenomena langka 6 planet sejajar di langit akan terjadi pada 3-4 Juni 2024, kata Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Thomas Djamaluddin.
Menurutnya, fenomena itu akan terjadi pada pagi hari menjelang matahari terbit yakni pada 3-4 Juni 2024 sekitar pukul 05.15 WIB.
Enam planet berjajar sepanjang ekliptika (tampak sebagai garis khayal lintasan matahari dan planet-planet di langit.
Fenomena ini, yang dikenal sebagai Planetary Alignment atau Planet Berjajar, menunjukkan planet-planet di langit tampak segaris. Planet yang akan berjajar adalah Jupiter, Merkurius, Uranus, Mars, Neptunus, dan Saturnus.
Fenomena planet berjajar ini bisa dilihat dari atas kepala hingga ufuk timur. Saturnus dapat dilihat dengan mata biasa seperti bintang terang, sementara Neptunus dan Uranus hanya bisa terlihat dengan teleskop.
Mars akan tampak seperti bintang berwarna agak merah, Merkurius terlihat seperti bintang redup menjelang matahari terbit, dan Jupiter juga tampak redup.
“Hanya planet terang yang bisa teramati, terutama saat langit masih gelap. Saturnus dan Mars hanya tampak sebagai titik cahaya seperti bintang. Jupiter terbit menjelang matahari terbit, kemungkinan tidak teramati,” katanya melalui siaran pers.
Fenomena langka 6 planet sejajar
Fenomena planet berjajar ini merupakan kejadian biasa dan sering terjadi karena planet-planet dekat bidang orbit bumi mengitari matahari, sehingga selalu berada di sekitar ekliptika. Namun, kali ini fenomena ini dianggap langka karena jumlah planet yang berjajar mencapai enam.
“Fenomena enam planet berjajar ini disebut langka karena jarang terjadi planet yang berjajar dengan jumlah lebih dari tiga,” ungkapnya.
Menurut Prof. Thomas, tidak ada dampak apa pun bagi bumi. Jika diamati dengan mata biasa, planet hanya terlihat sebagai titik cahaya seperti bintang, namun dengan teleskop bisa melihat cincin Saturnus.
Semua planet mengitari matahari dengan periode tertentu, ada yang satu tahun, ada juga yang lebih dari satu tahun. Hal ini bisa dihitung dan dimodelkan ketampakannya di langit, sehingga jauh-jauh hari sudah bisa diperkirakan.
“Fenomena planet berjajar ini bisa diprediksi dengan menggunakan aplikasi gratis seperti Stellarium, yang dapat mensimulasikan fenomena ini mulai dari titik terbit hingga kira-kira di atas kepala kita,” jelasnya.
Mitos yang mengelilingi fenomena planet berjajar sering kali diramalkan oleh masyarakat sebagai pertanda sesuatu akan terjadi, namun ini didasarkan pada kepercayaan, bukan logika sains.
“Melalui fenomena planet berjajar ini, kita bisa memberikan inspirasi bagi para siswa untuk mempelajari sains yang meskipun rumit tetapi menyenangkan,” pungkasnya.