• Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video
Kamis, 24 Juli 2025
No Result
View All Result
SATUJABAR
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
SATUJABAR
No Result
View All Result

Fenomena Bulan Kembar Viral, Ini Penjelasan Ahli Astronomi

Editor
Selasa, 24 September 2024 - 09:21
Pada tahun 2024 terjadi 4 (empat) kali gerhana, yaitu 2 (dua) kali gerhana Matahari dan 2 (dua) kali gerhana Bulan.

Pada tahun 2024 terjadi 4 (empat) kali gerhana, yaitu 2 (dua) kali gerhana Matahari dan 2 (dua) kali gerhana Bulan. (FOTO: BMKG)

BANDUNG – Fenomena yang belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial dengan sebutan “bulan kembar” ternyata memiliki penjelasan ilmiah.

Banyak netizen mengira fenomena ini menunjukkan dua bulan di langit, namun menurut Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, istilah tersebut kurang tepat.

Thomas menjelaskan bahwa Bumi hanya memiliki satu satelit alami, yaitu bulan. Namun, pada waktu tertentu, objek lain seperti asteroid dapat terperangkap dalam gravitasi Bumi dan mengorbit sementara. Objek ini sering disebut sebagai “bulan mini.”

Salah satu objek menarik yang dibahas adalah asteroid dengan kode “2024 PT5.” Thomas menyebutkan bahwa asteroid ini akan terjebak dalam gravitasi Bumi dari 29 September hingga 25 November 2024.

“Asteroid ini bukan bulan kedua, melainkan ‘bulan mini’ yang terperangkap sementara,” ujarnya dikutip dari situs BRIN..

Asteroid 2024 PT5 berukuran sekitar 10 meter, jauh lebih kecil dibandingkan bulan. Orbitnya tidak berbentuk lingkaran sempurna dan hanya akan mengelilingi Bumi sekali sebelum kembali ke orbit asalnya. Thomas menambahkan bahwa asteroid ini tidak menimbulkan ancaman, karena ukurannya kecil dan kemungkinan besar akan terbakar saat memasuki atmosfer.

Meskipun menarik perhatian, asteroid 2024 PT5 tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. “Asteroid ini terlalu redup dan kecil. Kita memerlukan teleskop besar untuk mengamatinya,” jelas Thomas. Observatorium dengan teleskop canggih di seluruh dunia sudah bersiap untuk memantau pergerakannya.

Thomas juga mengingatkan masyarakat agar tidak perlu khawatir. Ia mengajak semua pihak untuk melihat fenomena ini sebagai peluang untuk memperkaya pengetahuan tentang objek di tata surya. “Ini adalah kesempatan menarik untuk dunia astronomi,” tutupnya.

Tags: AstronomiBRIN

Category

  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Headline
  • Opini
  • Pilihan
  • Sport
  • Tutur
  • UMKM
  • Uncategorized
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2022 SATUJABAR.COM

No Result
View All Result
  • Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video

© 2022 SATUJABAR.COM

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.