SATUJABAR, BANDUNG – Ekspor Jabar tahun 2023 alami kontraksi -5,38% karena masih dibayangi ketidakpastian global yang tinggi. Meskipun demikian kinerjanya mulai menunjukkan perbaikan.
Data Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat menyebutkan kinerja ekspor luar negeri provinsi Jawa Barat sepanjang 2023 menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun 2022 meskipun masih terkontraksi sebesar -5,38% (yoy).
Fragmentasi geopolitik dan geoekonomi akibat invasi Rusia terhadap Ukraina, Israel – Palestine mendisrupsi jalur perdagangan dunia menyebabkan naiknya harga distribusi sehingga menurunkan volume perdagangan dunia dan pertumbuhan ekonomi global.
IMF telah merevisi proyeksi volume perdagangan global tahun 2023 menjadi 2,4% dari sebesar 2,5%.
Selain itu, adanya krisis real estate di Tiongkok memperparah dan menjadi risiko penting bagi perekonomian global.
Hal tersebut akan menyebabkan multiplier effect kepada sektor perbankan dan berdampak finansial akibatnya pengurangan aktivitas konstruksi baru dan penurunan penjualan real estate.
Gejolak harga komoditas dunia juga memberikan andil pada lesunya permintaan global.
Berdasarkan data BPS, ekspor migas mengalami kenaikan sebesar 12,75% (yoy).
Sementara itu, ekspor migas tiga sektor utama Jawa Barat yakni komoditas industri pengolahan, pertanian, dan komoditas tambang & lainnya mengalami kontraksi pada tahun 2023.
Secara umum, Purchasing Managers’ Index (PMI) negara mitra dagang masih pesimis, tetapi optimisme perbaikan kinerja ekspor luar negeri Jawa Barat terus berlanjut karena PMI AS dan Eropa sebagai mitra dagang utama mulai membaik.