UMKM

Dorong Ekspor, Kemenperin Genjot IKM Kosmetik dan Obat Tradisional Naik Kelas

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong industri kecil dan menengah (IKM) di sektor kosmetik dan obat tradisional untuk naik kelas dan mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional. Upaya ini dilakukan secara konsisten melalui program pembinaan, fasilitasi sertifikasi, hingga kolaborasi lintas sektor.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, mengatakan bahwa peningkatan skala usaha menjadi keharusan bagi IKM yang ingin bertahan dan tumbuh secara berkelanjutan.

“Keberhasilan IKM bukan hanya soal pertumbuhan, tetapi juga tentang menjadi merek yang dikenal dan dipercaya konsumen. Dengan naik kelas, dampaknya lebih luas – baik bagi pelaku usaha, konsumen, hingga perekonomian nasional,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta.

Kontribusi dan Potensi Ekspor

Reni menjelaskan bahwa sektor kosmetik dan obat tradisional memiliki posisi strategis dalam peta jalan industri manufaktur nasional. Saat ini, mayoritas pelaku usahanya berasal dari kalangan IKM.

“Berdasarkan data 2024, terdapat 1.292 industri kosmetik, di mana 89 persen merupakan IKM. Sementara dari 1.043 industri obat tradisional, sekitar 86 persen juga didominasi oleh pelaku IKM,” jelasnya.

Tahun lalu, ekspor produk kosmetik Indonesia mencapai USD 410,7 juta, dengan pasar utama ke Singapura, Malaysia, dan Thailand. Sementara ekspor produk obat tradisional mencapai USD 6,9 juta, terutama ke Taiwan, Malaysia, dan Filipina.

Hadapi Tantangan, Perkuat Dukungan

Meski potensinya besar, IKM di kedua sektor ini masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan kapasitas produksi, akses teknologi, pemahaman legalitas dan sertifikasi BPOM, hingga strategi branding dan distribusi.

Untuk itu, Ditjen IKMA melakukan berbagai program pendampingan seperti:

Fasilitasi sertifikasi produk

Workshop formulasi dan standardisasi mutu

Reimburse dana pembelian mesin melalui program restrukturisasi

Promosi dan penguatan branding

Kemitraan dengan industri besar dan sektor ekonomi lainnya

Selain itu, Kemenperin juga aktif berkolaborasi dengan akademisi, asosiasi, dan pelaku industri untuk memperluas jejaring dan peningkatan kapasitas.

“Kami membuka ruang agar IKM bisa belajar langsung dari para pelaku industri sukses. Transformasi usaha tidak bisa dilakukan sendiri,” tambah Reni.

Belajar dari Para Pendiri Brand Besar

Sebagai bagian dari penguatan kapasitas IKM, Ditjen IKMA memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan Webinar “Strategi Scale-Up: Dari IKM ke Brand Nasional” pada 29 Juli 2025. Webinar ini menghadirkan dua tokoh inspiratif:

Nurhayati Subakat, Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation (produsen kosmetik Wardah)

Maria R. Hidayat, Direktur Marketing PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

“Webinar ini bukan hanya sesi berbagi pengalaman, tetapi bentuk nyata kolaborasi pemerintah dan industri dalam membangun ekosistem usaha yang sehat dan berdaya saing,” ujar Budi Setiawan, Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan.

Budi berharap, forum ini dapat menjadi ruang diskusi sekaligus motivasi bagi para pelaku IKM agar yakin dan siap menumbuhkan usahanya ke level yang lebih tinggi.

Bangun Bisnis Berdampak

Dalam sesi webinar, Nurhayati Subakat membagikan pengalamannya selama 40 tahun membangun Paragon dari usaha kecil menjadi pionir industri kosmetik halal nasional. Ia menekankan pentingnya membangun bisnis dengan prinsip kuat dan manfaat bagi banyak orang.

“Bukan mengejar tumbuh dulu baru bermanfaat, tapi karena ingin bermanfaat maka kita akan tumbuh,” tegas Nurhayati.

Sementara Maria R. Hidayat dari Sido Muncul menjelaskan pentingnya menjaga nilai warisan tradisional sambil terus beradaptasi dengan teknologi dan tren. Ia menekankan kekuatan merek tidak hanya datang dari kualitas produk, tetapi juga nilai sosial dan keberlanjutan.

“Kami percaya kekuatan brand juga ditentukan oleh komitmen terhadap nilai-nilai sosial dan lingkungan,” ujarnya.

Siap Menembus Pasar Global

Dengan dukungan regulasi yang tepat, kemitraan strategis, serta keberanian pelaku IKM untuk berinovasi dan bertransformasi, sektor kosmetik dan obat tradisional diproyeksikan menjadi pendorong baru industri berbasis nilai tambah lokal yang siap bersaing di pasar global.

Editor

Recent Posts

Longsor Sampah di TPA Galuga Bogor, Satu Orang Tewas Tertimbun

SATUJABAR, BOGOR--Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Galuga, yang berada di wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor,…

28 menit ago

Misteri Kematian Putri Apriyani Wajah Terbakar di Kamar Kos di Indramayu

SATUJABAR, INDRAMAYU--Wanita muda berusia 21 tahun bernama Putri Apriyani, ditemukan tewas mengenaskan dengan wajah gosong…

2 jam ago

Program Dedi Mulyadi Buat Sekolah: Satu Kelas Satu Toilet Sampah Kelola Mandiri

SATUJABAR, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mencanangkan program Piala Anugerah Panca Waluya sebagai upaya meningkatkan…

4 jam ago

Gerakan Pangan Murah, Beras Rp.11.500 Dijual di 26 Titik di Kabupaten Bandung

SATUJABAR, BANDUNG--Polresta Bandung, Jawa Barat, bekerjasama dengan Perum Bulog, menggelar gerakan pangan murah dengan harga…

7 jam ago

Harga Emas Antam Senin 11/8/2025 Rp 1.945.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Senin 11/8/2025 dikutip dari situs PT Aneka Tambang Tbk…

8 jam ago

Kemenpar Umumkan 15 Pelaku Terpilih dalam Program WISH Paket Tour Gastronomi 2025

JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) resmi mengumumkan 15 pelaku pariwisata terpilih dalam program Wonderful Indonesia…

8 jam ago

This website uses cookies.