Anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 1,5 triliun mulai dari persiapan penghitungan perbaikan jalur, bangunan stasiun, sampai transportasi massal KA itu aktif melayani masyarakat.
SATUJABAR, GARUT — Dinas Perhubungan Kabupaten Garut bersama PT KAI mulai melakukan inventarisasi jalur kereta api (KA) dari Garut Kota ke Stasiun Cikajang. Inventarisasi ini sebagai tahapan rencana reaktivasi atau pengaktifan kembali jalur transportasi itu.
“Pemerintah pusat sudah merencanakan dengan kaitan dari reaktivasi ini, karena mungkin ada beberapa aset PT KAI yang bisa dimanfaatkan kembali seperti yang sudah dilakukan Garut-Cibatu,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Garut Satria Budi.
Dia mengatakan, reaktivasi jalur KA di Garut merupakan program nasional yang saat ini sudah dilakukan pembahasan, dan arahan dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang mengharapkan pengaktifan kembali jalur KA, salah satunya di Garut menyambungkan dari Cibatu-Garut-Cikajang.
Jalur Cibatu-Cikajang itu, kata dia, memiliki panjang rute sekitar 47 km, kemudian yang saat ini akan diaktifkan lagi jalur dari Stasiun Garut-Cikajang sepanjang 28 km. “Dari Cibatu-Cikajang itu 47 kilometer, dari Garut ke Cikajang 28 kilometer, itu menjadikan perhatian pemerintah provinsi dalam hal ini, dalam rangka memfasilitasi transportasi masyarakat Kabupaten Garut,” katanya.
Dia mengatakan, tahapan untuk merealisasikan rencana reaktivasi itu dimulai dengan melakukan survei di lapangan untuk mengetahui kondisi saat ini di sepanjang jalur rel KA tersebut. Selanjutnya, melakukan validasi data, kemudian persiapan untuk membongkar bangunan yang ada di sekitar jalur rel, juga menyebarkan kuesioner tentang dukungan dari masyarakat.
“PT KAI juga telah mengeluarkan kuesioner isian masyarakat tentang dukungan fasilitas keterkaitan dengan reaktivasi kereta api Cikajang-Garut,” katanya.
Dia menyampaikan, terkait besaran anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 1,5 triliun mulai dari persiapan penghitungan perbaikan jalur, bangunan stasiun, sampai transportasi massal KA itu aktif melayani masyarakat.
Terkait tingkat kebutuhan masyarakat terhadap transportasi KA tersebut, menurut Satria, tentu dibutuhkan masyarakat sebagai alternatif lain untuk melakukan perjalanan dari dan mau ke Garut.
“Mudah-mudahan ini menjadi solusi, tidak ada pembebanan kendaraan yang cukup berat di jalan dengan adanya kereta api,” katanya.
Dia menambahkan, jalur rel KA tersebut sudah tidak aktif sejak 1982, kini diharapkan dibukanya kembali jalur itu bisa memberikan manfaat untuk bisa mendatangkan wisatawan ke Garut maupun memudahkan masyarakat membawa hasil pertaniannya ke kota.
Rangkaian gerbong KA, kata dia, nantinya tidak hanya menyediakan gerbong untuk penumpang, tapi juga ada khusus gerbong untuk angkutan barang, termasuk membawa hasil pertanian di wilayah selatan Garut. “Pokoknya hasil tani yang ada dari Cikajang dapat difasilitasi untuk pasar mereka ke Jakarta, jadi menjualnya lebih efektif, lebih murah,” katanya. (yul)