Berita

Dedi Mulyadi Duga Banjir Bandang di Bogor Akibat Alih Fungsi Lahan Puncak

Diperlukan keberanian yang kuat dari semua pihak termasuk Kementerian Lingkungan Hidup untuk membenahi puncak.

SATUJABAR, BANDUNG — Bencana hidrometeorologi banjir bandang di wilayah Kabupaten Bogor pada Ahad (2/3/2025), diduga terjadi akibat alih fungsi lahan di area Puncak. Pasalnya,  fungsi lahan di area puncak itu telah berubah menjadi objek wisata dan bangunan villa lainnya.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti peristiwa banjir bandang yang terjadi tersebut. “Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada warga Bogor atas musibah bencana banjir yang meluapnya luar biasa termasuk sungai Cijayanti,” ucap dia di laman media sosial Instagramnya seperti dikutip, Selasa (4/3/2025).

Dedi mengungkapkan, belum terdapat penelitian terkait masalah tersebut. Namun, dia menduga, jika hal itu terjadi karena kawasan puncak yang berubah menjadi tempat rekreasi dan bangunan villa.

“Salah satu faktor penyebabnya adalah berubahnya kawasan puncak dari kawasan kebun teh dan hutan menjadi kawasan tempat rekreasi dan bangunan villa yang bertebaran sangat luar biasa,” ucap Dedi.

Dedi mengatakan, diperlukan keberanian yang kuat dari semua pihak termasuk Kementerian Lingkungan Hidup untuk membenahi puncak. Sehingga dapat dikembalikan menjadi puncak sebagai kebun teh atau hutan.

“Kami mohon maaf karena di puncak ada salah satu objek wisata yang dikelola oleh BUMD Jaswita yang bekerja sama dengan PTPN yang itu menggunakan area tanah di puncak dan itu pasti memiliki pengaruh terhadap curah hujan aliran air cukup deras,” kata Dedi.

Dia mengaku, tidak akan segan-segan mengevaluasi keberadaan area wisata yang dikelola BUMD Provinsi Jawa Barat.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat melaporkan ribuan warga terdampak akibat bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Bogor,  Ahad (3/2/2025) malam. Petugas masih melakukan asesmen dan evakuasi korban banjir dan tanah longsor.

Data BPBD Jabar, banjir terjadi di Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin, Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Desa Tugu Selatan Kecamatan Cisarua. Sedangkan longsor terjadi di  Desa Tugu Utara dan Desa Citeko Kecamatan Cisarua, Desa Kuta Kecamatan Megamendung, Desa Cimandala Kecamatan Sukaraja, Desa Harkatjaya Kecamatan Sukajaya, Desa Tanjungsari Kecamatan Cijeruk, Desa Mekarjaya Kecamatan Ciomas.

Akibat banjir, sebanyak 257 rumah terendam banjir termasuk satu sekolah. Sedangkan 988 jiwa terdampak akibat kejadian banjir bandang tersebut. (yul)

Editor

Recent Posts

Qris Tanpa Pindai Diluncurkan Bank Indonesia

BANDUNG - Qris tanpa pindai diluncurkan Bank Indonesia (BI), Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan…

7 jam ago

2 Kakak-Beradik Pelaku Penusukan Maut di Bogor Ditangkap di Sumsel

SATUJABAR, BOGOR -- Dua orang kakak beradik, pelaku penusukan maut di Kabupaten Bogor, Jawa Barat,…

7 jam ago

Puncak Musim Kemarau 2025: Juni, Juli, Agustus

BANDUNG - Puncak musim kemarau 2025 diprediksi terjadi pada Juni, Juli, dan Agustus, ungkap Plt.…

9 jam ago

Waduh….240 PJU Mati Sepanjang Pantura Cirebon

Karena keterbatasan anggaran, Pemkab Cirebon hanya bisa mengganti PJU di beberapa titik saja. SATUJABAR, CIREBON…

9 jam ago

KDM Dukung Penuh Jabar Punya 30 Unit Sekolah Rakyat

Sekolah Rakyat itu mulai dari jenjang SD, SMP, SMA dengan kapasitas 300-500 siswa per sekolah.…

10 jam ago

Polisi Ungkap Praktik Ilegal Pengemasan Ulang Minyak Goreng “Minyakita” di Bogor

BANDUNG - Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro bersama jajaran dan Bupati Bogor Rudy Susmanto…

10 jam ago

This website uses cookies.