SATUJABAR, BANDUNG– Kota Bandung menjadi daerah tertinggi penyumbang kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Barat. Kasus DBD di Kota Bandung hingga November 2024, mencapai 7.146 kasus.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat mencatat hingga November tahun 2024, kasus demam berdarah (DBD) sebanyak 53.361 kasus. Kota Bandung menjadi daerah penyumbang DBD tertinggi, dengan jumlah 7.146 kasus.
“Kasus DBD (demam berdarah dengue) di Kota Bandung berdasarkan laporan saat ini, mencapai 7.146 kasus. Jumlah tersebut tertinggi di Jawa Barat, hingga November 2024,” ujar Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat, Rochady, dalam keterangannya, Rabu (20/11/2024).
Rochady mengatakan, kasus DBD tinggi biasa terjadi di wilayah perkotaan. Alasannya, banyak pemukiman padat penduduk, terdapat pusat perdagangan, pendidikan, industri, pariwisata, dan mobilitas masyarakat yang tinggi.
Selain penyumbang tertinggi kasus DBD, angka kematian karena DBD di Kota Bandung juga teratas, yakni 28 kasus kematian. Sebagian besar kematian terjadi disebabkan pasien terlambat ditangani, atau tidak segera melakukan pengobatan ke rumah sakit.
“Sangat penting masyarakat mengenali tanda bahaya DBD agar bisa dilakukan pengobatan pertama di fasilitas layanan kesehatan. Masyarakat yang terjangkit DBD bisa segera ditangani dan tertolong dari ancaman kematian karena terlambat diobati,” kata Rochady.
Rochady menjelaskan, dari jumlah 53.361 kasus DBD di Jawa Barat hingga November 2024, angka kematian 304 orang/pasien. Selain Kota Bandung sebagai penyumbang tertinggi dan angka kematian DBD, wilayah perkotaan lainnya jumlahnya juga cukup tinggi.
“Setelah Kota Bandung, ada Kota Depok sebanyak 4.473 kasus, disusul kemudian Kota Bekasi 3.986 kasus. Jadi, berdasarkan laporan masuk dan pemetaan wilayah, kasus DBD tertinggi terjadi di wilayah perkotaan dengan pemukiman padat penduduk,” jelas Rochady.
Rochady mengungkapkan, tren kasus DBD di wilayah Jawa Barat cenderung meningkat dalam setiap bulannya. Dalam rentang satu bulan, September, Oktober, hingga memasuki November saat ini, terjadi penambahan sebanyak 3 ribu kasus, dengan 12 kasus kematian.
“Tentunya ini harus menjadi perhatian semua, apalagi kecenderungan kasus DBD akan terus meningkat sejak September hingga Februari 2025, memasuki musim hujan. Upaya mencegah terjangkit DBD, dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan di sekitar kita,” ungkap Rochady.
Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, otomatis menutup ruang gerak nyamuk Aedes Aegypti. Tidak ada tempat dan genangan air kotor, yang bisa membuat nyamuk penyebab DBD tersebut tumbuh berkembang.(chd).