SATUJABAR, SUKABUMI– Dahsyatnya dampak bencana alam yang melanda Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat, diungkap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Bencana alam dari mulai banjir bandang, tanah longsor, pergeseran tanah, hingga angin kencang, telah mengakibatkan korban jiwa, kerusakan rumah, fasilitas umum, memutus infrastruktur jalan, dan jaringan listrik.
Data terbaru, bencana alam di wilayah Kabupaten Sukabumi, melanda 39 kecamatan, 142 desa, dan satu kelurahan. Sebanyak 2.153 KK (kepala keluarga) dengan jumlah 4.892 jiwa terdampak, serta 890 KK jumlah 2859 jiwa, terpaksa harus mengungsi.
Korban jiwa tertimbun tanah longsor sebanyak delapan orang, jasad tiga orang diantaranya ditemukan, pada Sabtu (07/12/20224). Sementara empat orang lainnya masih dinyatakan hilang, dan sedang dalam upaya pencarian Tim SAR gabungan, melibatkan petugas BNPB, BPBD, Basarnas, TNI, Polri, para relawan dan masyarakat.
Korban meninggal dunia ditemukan di wilayah Kecamatan Simpenan dan Ciomas. Sedangkan empat orang yang belum ditemukan, tersebar di wilayah Kecamatan Simpenan, Gegerbitung, Tegalbuleud, dan Kecamatan Pabuaran.
Rumah warga mengalami kerusakan berat, sedang, dan ringan, jumlahnya mencapai 1.254 rumah. Kondisi diperparah kerusakan fasilitas umum, infrastruktur jalan dan jembatan terputus, sehingga menghambat proses distribusi logistik dan bantuan buat warga terdampak.
Akses jembatan dan jalan utama terputus di Kecamatan Nyalindung dan Pabuaran. Alat berat dan kendaraan besar, truk logistik dan bantuan tidak bisa melintas, sehingga jalan kecil menjadi alternatif sebagai akses untuk bisa mendistribusikan logistik dan bantuan.
Di Kabupaten Cianjur, bencana melanda 15 kecamatan, diantaranya di Kecamatan Kadupandak, Takokak, Agrabinta, dan Kecamatan Campaka. Data sementara mencatat, sedikitnya 185 rumah rusak, 381 rumah terendam banjir, serta 75 rumah terdampak.
Korban dilaporkan dua orang meninggal dunia dan satu luka-luka dibawa ke rumah sakit. Sebanyak 1.375 jiwa terdampak, dan 31 akses jalan mengalami kerusakan.
Plt Kepala BPBD Jawa Barat, Anne Heramdianne, mengatakan, fokus dan prioritas selain berusaha maksimal menemukan korban hilang, memperbaiki dan membuka akses jalan menuju wilayah terdampak, agar proses distribusi logistik dan bantuan berjalan lancar sampai kepada warga.
“Selain fokus pencarian korban hilang dan penanganan para pengungsi, juga bagaimana bisa memperbaiki dan membuka akses jalan. Misalnya akses jalan ke wilayah Kecamatan Simpenan yang terputus, untuk bisa menyalurkan logistik dan bantuan makanan kepada warga terdampak,” ujar Anne.
“Segala upaya kita tempuh, dari menempuh jalan kecil hingga menggunakan sarana perahu. Semua yang terlibat saling berkoordiansi dan bekerja sama, BNPB, BPBD, TNI, Polri, para relawan dan masyarakat,” ungkap Anne.
Bencana juga mengakibatkan akses komunikasi dan jarijgan listrik terganggu. Bencana di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, terparah dalam sepuluh tahun terakhir, akibat banyak alih fungsi lahan, sehingga saat cuaca ekstrem terjadi banjir bandang, tanah longsor, dan pergeseran tanah.
BPBD mengimbau masyarakat, terutama bermukim di daerah Selatan Jawa Barat, meningkatkan kewaspadaan dan siaga menghadapi cuaca ekstrem saat ini, yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2025 mendatang.(chd).