Pernah nggak sih kamu ngerasain makan rame-rame, duduk lesehan, makanan disajiin di atas daun pisang, terus kita makan bareng-bareng tanpa piring?
Nah… di tanah Sunda, tradisi itu disebut botram.
Botram itu lebih dari sekadar makan bareng.
Ini soal rasa kebersamaan, soal berbagi, dan soal menikmati hidup dengan cara yang sederhana tapi bermakna.
Bayangin aja—daun pisang dibentang panjang, nasi liwet hangat di tengahnya, ada ayam goreng, ikan asin, sambal terasi yang nendang, dan lalapan segar di sekelilingnya.
Semua duduk melingkar. Nggak ada piring, nggak ada sendok.
Kita makan langsung dari satu tempat. Saling nyolek lauk, saling sapa, sambil ketawa-ketawa kecil.
Kadang rebutan jengkol juga sih, haha…
Botram biasanya dilakukan di alam terbuka—di kebun, di pinggir sawah, atau bahkan pas lagi mendaki gunung.
Rasanya beda. Udara sejuk, suara alam, ditambah rasa masakan rumahan yang ngangenin…
Botram tuh bikin makanan yang sederhana jadi istimewa banget.
Dan yang paling penting, botram ngajarin kita untuk berbagi, guyub, dan bersyukur.
Karena dalam satu hamparan daun pisang itu, nggak cuma ada nasi dan lauk—tapi juga ada cerita, tawa, dan cinta.
Jadi kalau kamu lagi cari cara buat kumpul bareng keluarga atau teman, cobain deh botram.
Karena kadang, kebahagiaan itu sesederhana makan bareng di atas daun pisang.