SATUJABAR, BANDUNG – Bencana banjir yang kerap datang di musim hujan di antisipasi.
Menjelang musim hujan, Pemkot Bandung menggencarkan pembersihan sungai dan saluran air dari sedimentasi melalui program Mapag Hujan. Hal itu dilakukan demi mengantisipasi terjadinya banjir, yang kerap melanda sejumlah titik di Kota Bandung.
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono mengatakan, Pemkot Bandung telah melakukan berbagai kegiatan untuk memitigasi banjir di Kota Bandung. Dari data jumlah titik banjir di Kota Bandung terus menurun dari tahun ke tahun.
“Saya dapat laporan dari Bapelitbang Kota Bandung bahwa tahun 2020 area banjir atau titik banjir kita itu ada 21, nah tahun 2023 hanya tinggal 7,” kata Bambang saat memimpin Rapat Koordinasi Menjelang Musim Penghujan (Mapag Hujan) di Ciko Arena 5 Kelurahan Maleer Kecamatan Batununggal, Jumat 29 September 2023.
Ia mengajak, seluruh stakeholder untuk bersama menyukseskan kegiatan Mapag Hujan yang akan digulirkan pada Oktober 2023 mendatang.
Ia pun mengajak semua warga Kota Bandung ikut terlibat dalam kegiatan bebersih ini. Menurut rencana kegiatan Mapag Hujan akan dilakukan pada 9-31 Oktober.
“Pemerintahan ini tidak bisa kita berjalan sendiri, kita mesti bareng-bareng. Kita harus lebih efektif untuk bisa menyikapi isu lingkungan. Mudah-mudahan dengan semangat bapak dan ibu sekalian agenda hujan ini menjadi sebuah pemanfaatan buat kita,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi mengatakan, Mapag Hujan akan difokuskan dengan bebersih sungai dan saluran air. Hal ini merupakan upaya untuk mengantisipasi terjadinya banjir saat musim hujan tiba.
Apalagi kondisi sungai dan saluran air hampir sebagian besar telah dipenuhi sedimentasi dan sampah.
Ia menyebut, Mapag Hujan akan digelar satu bulan penuh pada Oktober 2023 dan dilaksanakan paralel di 30 kecamatan di Kota Bandung.
“Kita harapkan sampai akhir Oktober intensif karena November sudah memasuki musim penghujan,” katanya dikutip situs Pemkot Bandung.
Didi mengungkapkan, di Kota Bandung ada 12 sub-DAS Citarum dan 46 anak sungai. Aliran sungai tersebut sebagian besar perlu dilakukan pengangkatan sedimentasi.
Didi mengaku, telah menyiapkan berbagai upaya penyelesaian banjir. Selain pengangkatan sedimentasi, untuk jangka panjang pihaknya akan mulai menggalakkan penanaman kembali kawasan hulu serta menggenjot pembuatan drum pori di berbagai wilayah.
Selain itu ada pula sumur resapan dan kolam retensi yang telah dibangun Pemkot Bandung. Saat ini pihaknya sedang melakukan normalisasi di wilayah pasar Gedebage.
Di tempat yang sama, Camat Cibeunying Kaler, Suardi mengaku, wilayahnya telah dilakukan pemeliharaan sungai dan sumur resapan untuk menghadapi musim penghujan.
“Kita sudah memelihara tali tali air yang mulai tertutup, dan membuat sumur resapan. Termasuk mengajak masyarakat jangan sampai mengalirkan air di atap langsung ke aliran air kalau bisa ditahan,” katanya.
Senada dengan Suardi, Camat Cibiru, Didin Dikayuana mengatakan, Kecamatan Cibiru akan memasang 400 biopori secara serentak serta melakukan revitalisasi 500 biopori yang telah ada di 4 kelurahan.
“Kecamatan Cibiru, insyaallah kami akan memasang biopori sebanyak 400 titik mendapat suplai dari BBWS. Kami juga akan revitalisasi 500 biopori yang sudah tertanam,” ujarnya.