BANDUNG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Komisi 1, Syamsu Rizal, atau yang akrab disapa Deng Ical, menyampaikan rencananya untuk mengusulkan kepada rekan-rekan anggotanya di Komisi 1 agar melibatkan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) sebagai mitra dalam melawan kejahatan siber. Menurutnya, penanganan masalah kejahatan siber harus melibatkan banyak pihak, bukan hanya kepolisian dan pemerintah, tetapi juga asosiasi media.
“Kejahatan siber itu sangat kompleks, mulai dari penyebaran berita palsu atau hoaks, penipuan digital, hingga serangan DDoS massal terhadap media siber yang kritis,” ungkap Deng Ical, anggota DPR dari Dapil Sulawesi Selatan.
Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) bertujuan untuk membuat situs web atau server tidak dapat diakses dengan cara membanjiri situs web tersebut dengan lalu lintas palsu, yang mengakibatkan situs menjadi lambat atau bahkan tidak bisa diakses sama sekali.
“Kejahatan seperti ini membutuhkan perhatian serius. Kami, sebagai wakil rakyat, perlu mencari solusi dan mengidentifikasi siapa pelakunya. AMSI harus terlibat dalam hal ini karena asosiasi ini adalah mitra kami di Komisi 1 DPR, serta konstituen Dewan Pers. Kami harus bersama-sama mengatasi masalah ini,” tegas Ical.
Ical menambahkan, jika serangan DDoS memang terjadi karena media yang kritis atau alasan lainnya, ini berbahaya bagi arus informasi publik. Pasalnya, masyarakat bisa lebih memilih media sosial sebagai sumber informasi, yang seringkali dipenuhi konten hoaks.
“Sementara pemerintah tengah berperang melawan hoaks, media siber justru terancam dengan serangan siber. Ini adalah situasi yang sangat berbahaya,” katanya.
Ical menegaskan bahwa AMSI sangat penting untuk dilibatkan, mengingat anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan media yang kredibel dan mengutamakan jurnalisme yang sehat. “Anggota AMSI terdiri dari media online terkemuka, baik di Jakarta maupun daerah. Para pemilik media ini memiliki kebijakan yang dapat berkontribusi positif untuk memajukan industri media online,” ujarnya.
Ia juga memuji kapasitas para pendiri AMSI yang tidak hanya peduli dengan pers Indonesia, tetapi juga mampu menghadapi persaingan teknologi digital dan ancaman terhadap ekosistem media online yang disebabkan oleh perkembangan teknologi, khususnya yang berasal dari luar negeri.
“Saya sangat mengapresiasi gerakan AMSI yang memberdayakan anggotanya untuk membuat terobosan dan solusi agar ekosistem media online Indonesia tidak tergerus oleh perkembangan teknologi, terutama dari luar negeri, dan untuk menciptakan industri jurnalisme yang sehat,” tambah Ical.
Sebagai anggota Komisi 1 DPR yang bermitra dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Lembaga Siber, Dewan Pers, dan berbagai pihak terkait lainnya, Ical berharap AMSI dapat dilibatkan dalam berbagai aspek, mulai dari sosialisasi hingga kebijakan digitalisasi. “Pemerintah daerah juga harus mengajak AMSI untuk menjadi mitra strategis dalam mengatasi masalah ini,” pungkasnya.