SATUJABAR, CIAMIS– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, meminta warga di wilayah Kecamatan Panjalu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana gempa bumi. Peringatan BPBD tersebut, setelah berdasarkan hasil penelitian Tim Geologi, telah ditemukan ada sesar aktif di wilayah Panjalu.
Ditemukan adanya sesar aktif di wilayah Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Ani Supiani.
“Selama 9 hari Tim Geologi melakukan penelitian. Hasilnya ditemukan sesar aktif di wilayah Panjalu,” ujar Ani, dalam keterangannya, Jum’at (08/11/2024).
Ani menyebutkan, ada tiga titik yang aktif di wilayah Kecamatan Panjalu, masing-masing di Desa Ciomas, Desa Kertamandala, serta Desa Maparah.
“Hasil temuan Tim Geologi ini, tentunya sangat rentan terjadi gerakan tanah, yang bisa dipicu terjadinya curah hujan tinggi dan guncangan gempa bumi kuat,” kata Ani.
Ani menjelaskan, wilayah desa-desa yang ditemukan adanya sesar aktif, sebelumnya juga pernah dilanda gempa bumi, pada tahun 1978, dengan guncangan gempa 7,3 Magnitudo. Untuk itu, perlu ditingkatkan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan gerakan tanah di ketiga desa di Kecamatan Panjalu.
Gempa bumi yang terjadi tahun 1978 silam di Kecamatan Panjalu, mengakibatkan sedikitnya 10 rumah roboh, 28 rumah retak, 2 langgar, 1 masjid dan madrasah rusak parah. Kejadiannya menimpa Dusun Bunisakti, Desa Maparah, Dusun Anjatan, Desa Ciomas, serta Dusun Tembang Desa Kertamandala.
“Musibah bencana (gempa bumi) di Wilayah Kecamatan Panjalu, tahun 1978 silam, paling parah melanda Dusun Anjatan, Desa Ciomas. Saat itu, warga harus direlokasi ke tempat lebih aman, karena ada retakan besar,” jelas Ani.
Ani mengungkapkan, pihaknya dari BPBD Kabupaten Ciamis, telah melakukan sosialisasi kepada warga yang bermukim di ketiga desa tersebut. Bahkan, saat sosilisasi, ada saksi hidup yang mengalami dan merasakan gempa bumi, pada tahun 1978.
Ani menegaskan, peringatan telah ditemukannya sesar aktif, bukan bermaksud menakut-nakuti. Namun, mengingatkan sejak dini agar warga yang bermukim untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Ini (peringatan) bukan bermaksud menakut-menakuti warga , tapi harus disampaikan dan disosialisaikan. Tidak ada yang bisa memprediksi kapan gempa terjadi, sehingga harus diantisipasi dengan meningkatkan kewaspadaan sejak dini,” tegas Ani.
Ani menambahkan, sosialisi juga dengan mengedukasi dan pelatihan bagaimana menjadikan desa-desa yang berada di wilayah sesar aktif tersebut, tangguh bencana gempa bumi. Melalui kegiatan membuat tempat tidur tahan gempa, jalur evakuasi, pelatihan secara berkala, menjadikannya sebagai sekolah tangguh bencana gempa bumi.
Ani mengajak warga, khususnya di tiga desa Kecamatan Panjalu, untuk melakukan reboisasi, atau penghijauan. Memperkuat tebing rawan pergeseran tanah, dengan menanam akar pohon kuat, menutup retakan tanah jika ditemukan.
“Menyusun rencana antisipasi dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana gempa bumi di Kecamatan Panjalu. Menekankan kepada warga yang bermukim tentang pentingnya evakuasi mandiri, itu yg kita sosialiasikan dan edukasi,” tutup Ani.(chd).