SATUJABAR, BANDUNG – Game PUBG rencananya akan dibatasi di Indonesia menyusul tragedi ledakan di area masjid SMAN 72 Jakarta Utara, ketika masyarakat sedang melaksanakan ibadah Shalat Jum’at 7 November 2025.
Sebagai sebuah produk simulasi permainan, PUBG memang ibarat pedang bermata dua. Satu sisi mengasah sesuatu yang baik dan produktif. Tetapi di sisi lain, dapat menyebabkan dampak negative.
Berikut dampak positif dan negatif dari pemainan PUBG yang dihimpun dari berbagai sumber.
Positif
- Mampu mendorong kemampuan strategi & perencanaan: PUBG menuntut pemain untuk membuat keputusan cepat, merencanakan posisi, dan mengatur strategi tim.
- Dapat melatih koordinasi tangan–mata: Gameplay FPS/TPS yang intens dapat meningkatkan respons, refleks, dan koordinasi motorik halus.
- Membentuk kerja sama tim & komunikasi: Mode squad mendorong kerja sama, komunikasi efektif, pembagian peran, dan kepemimpinan.
- Menghadirkan hiburan & pelepas stress: Bagi banyak orang, PUBG adalah tempat untuk bersantai, hangout online, dan menghibur diri.
- Membuka peluang karier di e-sports dan konten: PUBG punya ekosistem kompetitif—bisa membuka peluang menjadi pro player, streamer, atau content creator.
Negatif
- Bikin candu: Jika tidak dikendalikan, bisa memengaruhi waktu belajar, bekerja, atau tidur.
- Memicu stres dan luapan emosi: Rank push, kompetisi tinggi, dan toxic chat bisa memicu emosi atau frustrasi.
- Dapat mengganggu kesehatan: Kurang tidur, mata Lelah, postur tubuh buruk, kurang aktivitas fisik
- Pengaruh perilaku agresif (pada sebagian orang): Bukan karena game-nya langsung membuat agresif, tapi intensitas bermain + emosi bisa memengaruhi suasana hati pemain tertentu.
- Pengeluaran uang (in-app purchase): Skin, crate, RP, dan event dapat membuat pemain menghabiskan uang lebih banyak dari yang direncanakan

