SATUJABAR, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum beberapa laporan kejadian bencana dalam periode 24 jam mulai Minggu (28/9) hingga Senin (29/9) pukul 07.00 WIB. BNPB mencatat 2 kejadian bencana baru dan 8 pengkinian laporan kejadian bencana.
Hujan lebat yang mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Musi Rawas pada Minggu (28/9) memicu meluapnya Sungai Nile di Kecamatan Selangit dan menyebabkan banjir yang menggenangi rumah warga dan akses jalan. Sebanyak 2 desa terdampak yakni Desa Tabarenah dan Desa Taba Remanik di Kecamatan Selangit. Banjir menggenangi 60 unit rumah dan 1 akses jalan desa. Hingga Senin (29/9), banjir dilaporkan telah surut. Warga bersama BPBD Kabupaten Musi Rawas dan tim gabungan melakukan pembersihan material pasca banjir.
Sementara di hari yang sama, kebakaran melanda lahan bambu yang berada di Desa Sepat Kecamatan Masaran dan Desa Poleng Kecamatan Gesi, Provinsi Jawa Tengah pada Minggu (28/9). Seluas 3 hektar lahan terbakar. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan hingga hari ini. Api berhasil dipadamkan di hari yang sama oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kab. Sragen, Pemadam Kebakaran Kab. Sragen, Tagana, SAR Himalawu, Relawan Ganefo, Ubaloka, dan warga setempat.
BNPB juga melakukan pengkinian beberapa laporan kejadian bencana. Gunung Lewotobi Laki-Laki di Provinsi Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Minggu (28/9) pukul 17.21 WITA dengan tinggi kolom abu teramati 1.200 meter di atas puncak kawah. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya. Erupsi terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 14.8 mm dan durasi kurang lebih 1 menit 10 detik. Saat ini, status aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada pada level IV atau awas.
Sementara pasca gempabumi di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah pada 19 September lalu menyebabkan 5 orang mengalami luka-luka. Korban luka sempat dirawat di rumah sakit namun pada Minggu (28/9), seluruh korban luka telah kembali ke rumah masing-masing. Kondisi di lapangan juga dilaporkan telah kembali kondusif. Status tanggap darurat juga telah berakhir pada 29 September 2025 dan tidak diperpanjang.
Beralih ke Provinsi Sulawesi Selatan, tanah longsor yang terjadi pada Jumat (26/9) pukul 08.05 WITA di Desa Leppangeng, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidenreng Rappang, memutus jalan antar desa karena tertutup material longsor. Akibatnya, 858 jiwa yang berada di 7 dusun terisolasi. Hingga Sabtu (27/9) masih belum ada jalur alternatif yang bisa dilewati oleh warga. Hujan yang masih mengguyur desa tersebut juga menghambat upaya penanggulangan tanah longsor. Meski terisolasi, tidak ada korban meninggal dunia akibat kejadian ini. BPBD Kabupaten Sidenreng Rappang masih melakukan upaya penanggulangan melalui koordinasi dengan pemerintah desa setempat dan pembersihan material longsor bersama warga setempat. Pembersihan dilakukan secara manual menggunakan cangkul dikarenakan medan longsor yang curam.
Menyikapi kondisi dinamika atmosfer di Indonesia saat ini yang dipengaruhi oleh beberapa sistem tekanan rendah di Belahan Bumi Utara (BBU) dengan salah satu yang paling memberi pengaruh adalah Siklon Tropis Bualoi, yang memberikan dampak tidak langsung berupa hujan lebat dan gelombang tinggi di sekitar wilayah utara Indonesia terutama Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat Daya.
Sementara itu, memasuki pekan terakhir bulan September, wilayah selatan Indonesia berada pada masa peralihan atau periode transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Selama sepekan kedepan, pertumbuhan awan hujan yang signifikan masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Pada periode 29 September hingga 2 Oktober 2025, perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Kep. Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, dan Papua Selatan.
Menyikapi prakiraan cuaca tersebut, BNPB mengimbau kepada warga yang tinggal di bantaran sungai untuk meningkatkan kewaspadaan dan memantau secara berkala ketinggian air ketika hujan sedang terjadi di wilayah sungai. Jika air meningkat secara drastis, warga diminta untuk bisa melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman secara mandiri.
Sementara bagi warga yang tinggal di perbukitan, lereng tebing, dan kaki gunung perlu mewaspadai hujan lebat yang terjadi lebih dari satu jam. Hujan dapat memicu terjadinya banjir dan longsor di area tebing dan lereng. Segera lakukan evakuasi mandiri jika hujan lebat terjadi lebih dari satu jam.
BNPB juga mengimbau kepada pemerintah daerah khususnya BPBD untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi kapan saja.