SATUJABAR, SUMEDANG – Haru dan kebanggaan menyelimuti halaman Lapas Kelas IIB Sumedang pada Kamis pagi (18/9), saat Wakil Bupati Sumedang, M. Fajar Aldila, secara resmi melepas ekspor perdana coir net atau jaring sabut kelapa karya warga binaan ke Korea Selatan.
Ekspor ini bukan sekadar transaksi bisnis, melainkan tonggak penting dalam transformasi sistem pemasyarakatan Indonesia yang menekankan rehabilitasi melalui pembinaan kemandirian.
“Jaring sabut kelapa ini bukan hanya produk industri, tetapi juga simbol kebangkitan, semangat, dan harapan,” ungkap Wabup Fajar dalam sambutannya. “Bahwa dari balik tembok ini, warga binaan masih bisa berkarya dan bahkan mampu menembus pasar internasional,” dikutip dari laman Pemkab Sumedang.
Program pembuatan coir net ini merupakan bagian dari pembinaan kepribadian dan kemandirian di Lapas, dirancang untuk membekali warga binaan dengan keterampilan kerja, membuka peluang usaha pasca-bebas, serta menumbuhkan kepercayaan diri mereka sebagai bagian dari masyarakat.
Lebih dari itu, Wabup Fajar menegaskan bahwa kegiatan ini mendukung ekonomi hijau dan ekonomi sirkular, karena memanfaatkan bahan baku alami dan ramah lingkungan, sekaligus menghadirkan nilai tambah ekonomi bagi warga binaan.
“Saya percaya kegiatan seperti ini akan berdampak besar, bukan hanya bagi warga binaan, tapi juga bagi perekonomian lokal Sumedang. Semoga ini jadi awal dari lebih banyak produk lokal yang kita banggakan di pasar internasional,” ujarnya.
Pemasyarakatan yang Berdaya Guna dan Inklusif
Kepala Lapas Kelas IIB Sumedang, Ratri Handoyo Eko Saputro, menjelaskan bahwa program pembinaan ini sejalan dengan arah pembangunan nasional, khususnya dalam peningkatan kualitas SDM, penguatan ekonomi inklusif, dan reformasi birokrasi yang lebih humanis.
“Program ini juga mendukung 13 program akselerasi Menteri Hukum dan HAM di bidang Pemasyarakatan, terutama dalam penguatan dan pemberdayaan warga binaan untuk menghasilkan produk UMKM,” jelas Ratri.
Sebagai bentuk kolaborasi konkret, Lapas Sumedang menggandeng PT Agri Lestari Nusantara untuk memberikan pelatihan keterampilan pembuatan coir net kepada para warga binaan. Hasilnya, produk-produk ini tidak hanya memiliki manfaat ekologis, tetapi juga nilai ekonomi yang tinggi, bahkan mampu menjadi sumber penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
“Bekal keterampilan ini memberi warga binaan peluang hidup mandiri setelah bebas, sekaligus membuktikan bahwa mereka bisa menjadi bagian dari pembangunan bangsa,” tambahnya.
Dengan keberhasilan ekspor perdana ini, Lapas Sumedang membuktikan bahwa pemasyarakatan bukan sekadar menjalani hukuman, tetapi juga membuka jalan menuju pemulihan, pemberdayaan, dan pengakuan kembali sebagai warga negara yang produktif.