JAKARTA — Monumen Nasional (Monas) menjadi saksi kemeriahan malam peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia. Ribuan warga memadati kawasan ikonik ibu kota pada Minggu malam (17/8), menyaksikan “Karnaval Bersatu”, sebuah parade megah yang memadukan seni visual, musik, dan pesan-pesan pembangunan dari seluruh penjuru negeri.
Sebanyak 32 kendaraan hias dari berbagai kementerian dan lembaga negara tampil memukau dalam konvoi berwarna-warni, menampilkan ragam tema dari diplomasi luar negeri hingga kemandirian pangan. Karnaval ini tak sekadar hiburan, melainkan juga ruang edukatif yang menyampaikan langsung berbagai capaian dan program prioritas nasional kepada publik.
Di sektor pangan, misalnya, kolaborasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Pertanian tampil mencolok. Kendaraan hias mereka menggambarkan konsep ketahanan gizi, memvisualisasikan keseimbangan karbohidrat, lemak, dan protein — dengan laut sebagai sumber protein unggulan.
“Ini adalah simbol dari swasembada pangan yang menjadi prioritas Presiden. Kita punya kekuatan besar dari sektor kelautan,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dikutip Setneg.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) membawa pendekatan futuristik melalui kendaraan hias tiga dimensi yang menggambarkan digitalisasi layanan publik, kesiapsiagaan bencana, dan penguatan sumber daya manusia. Videotron bergerak menampilkan transformasi birokrasi yang tengah berlangsung.
“Kami ingin menampilkan bagaimana Kemendagri berkontribusi dalam menyukseskan visi besar Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam tata kelola pemerintahan digital yang melayani,” jelas Asmawa Tosepu, Kepala Biro Umum Kemendagri.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menghadirkan kendaraan hias bertema diplomasi damai, menampilkan lima pilar kerja sama internasional, termasuk peran Indonesia di ASEAN dan PBB.
“Pesannya jelas: perdamaian bukan tugas satu pihak, tapi tanggung jawab bersama. Kami ingin masyarakat juga memahami bahwa diplomasi Indonesia aktif membangun konektivitas global,” terang Heru Subolo, Plt. Sekjen Kemlu.
Lebih dari sekadar parade, Karnaval Bersatu adalah panggung kolaborasi. Setiap kendaraan membawa narasi tentang kerja nyata, kemajuan, dan harapan. Warga yang hadir pun menyambut dengan antusias, mengabadikan setiap momen, dan memberi tepuk tangan meriah atas kreativitas yang ditampilkan.
“Seru dan inspiratif! Kita bisa lihat langsung apa yang dikerjakan pemerintah, tapi dikemas dengan cara yang menyenangkan,” ujar salah satu pengunjung, Rani (27), warga Jakarta Selatan.
Acara ini tidak hanya menjadi cara pemerintah mendekatkan diri kepada rakyat, tetapi juga memperlihatkan bahwa pembangunan bukan hanya angka dan data — melainkan cerita bersama yang terus ditulis, dengan rakyat sebagai aktor utama.