BANDUNG – Ribuan warga Kota Bandung kompak menghentikan aktivitas sejenak pada Minggu pagi, tepat pukul 10.17 WIB, dalam kegiatan “3 Menit untuk Indonesia”. Kegiatan ini berlangsung di dua titik utama, yaitu Simpang Lima Asia Afrika dan Cikapayang Dago, sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Warga dari berbagai lapisan masyarakat—pengendara motor, pesepeda, pejalan kaki, hingga komunitas lokal—larut dalam suasana khidmat saat lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan. Seluruh aktivitas di lokasi terhenti, menyisakan momen hening dan penuh semangat nasionalisme.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Rasdian Setiadi, menyatakan bahwa kegiatan ini telah menjadi tradisi tahunan sebagai bentuk penghormatan terhadap para pahlawan dan upaya memperkuat rasa cinta tanah air.
“Hari ini kita melaksanakan kegiatan lanjutan dari detik-detik proklamasi, kurang lebih durasinya 3 menit. Ini sudah kita lakukan beberapa tahun yang lalu. Tempatnya di dua titik, Simpang Lima dan Dago Cikapayang,” ujar Rasdian di lokasi kegiatan dikutip Humas Pemkot Bandung.
Ia juga menambahkan bahwa seluruh elemen masyarakat ikut ambil bagian dalam momen ini, termasuk komunitas sepeda, instansi pemerintahan, dan warga yang tengah melintas.
“Intinya, bagaimana kita melanjutkan dan memelihara apa yang sudah direbut oleh para pendahulu kita. Minimal dengan mengenang. Kita merenung sejenak, khususnya untuk para pahlawan,” tambahnya.
Kepala Bidang Ideologi Kesbangpol Kota Bandung, Aswin Sulaeman, menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya seremonial, tetapi juga membawa pesan kuat mengenai persatuan bangsa.
“Momentum ini membuktikan bahwa masyarakat ingin ikut terlibat. Tidak ada istilah orang enggan berpartisipasi. Justru ini jadi kekuatan kita menjaga persatuan,” jelas Aswin.
Ia pun mengingatkan pentingnya menjaga kekompakan masyarakat, terutama di tengah dinamika kepemimpinan dan perbedaan yang ada.
“Kita perlukan satu bahasa. Jangan sampai terjadi perpecahan. Bandung harus bersatu lagi, jangan sampai gampang dikompori untuk diadu domba,” tegasnya.
Di tengah kerumunan, turut hadir berbagai komunitas, salah satunya Komunitas Kampung Film Black Team. Ketua komunitas, Gugum Gumilar, mengapresiasi kegiatan ini sebagai sarana membangun kembali semangat kebangsaan.
“Jika dulu para pahlawan kita berjuang ratusan tahun melawan penjajah, masa kita malas untuk 3 menit menghormati bendera? Saya mengajak seluruh masyarakat meluangkan waktu sejenak ini, karena itu bagian dari mengenang jasa pahlawan,” ucap Gugum.
Kegiatan “3 Menit untuk Indonesia” menjadi simbol kuat persatuan dan penghormatan terhadap sejarah perjuangan bangsa, mengingatkan bahwa meski hanya tiga menit, nilai yang terkandung di dalamnya tak ternilai harganya.