SINGAPURA – Menyambut 58 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Singapura, serta peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia dan 60 tahun kemerdekaan Singapura, kedua negara memperkuat kerja sama di bidang ekonomi kreatif melalui kampanye diplomasi budaya berskala besar.
Program ini menjadi panggung strategis bagi produk kreatif dan IP (Intellectual Property) lokal Indonesia, sekaligus bentuk nyata sinergi antarnegara dalam mendukung perkembangan sektor kreatif. Kampanye berlangsung di berbagai titik strategis Singapura, seperti taksi, bus, dan stasiun MRT.
Dibentuk atas kolaborasi KBRI Singapura bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Garuda Indonesia, Changi Airport Group, serta Moove Media sebagai penyedia media luar ruang, inisiatif ini menampilkan wajah baru Indonesia melalui ikon-ikon IP lokal seperti Jumbo, Si Juki, dan Milk Mocha Bear.
“Menampilkan materi kreatif di ruang publik negara lain adalah langkah strategis untuk memperkenalkan kekuatan ekraf kita. Ini bukan sekadar promosi, tapi juga upaya membuka akses pasar dan membangun positioning global menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar melalui keterangan resmi.
Materi kampanye hadir di 50 unit taksi, 3 armada bus, serta 2 stasiun MRT utama: Chinatown dan Bencoolen. Tampilan visual mengangkat tema pariwisata, budaya, serta produk-produk kreatif unggulan Indonesia yang merepresentasikan semangat inovasi dan inklusivitas.
Kampanye ini juga menjadi realisasi nyata dari salah satu program prioritas Asta Ekraf, yaitu Sinergi Ekraf, yang mengedepankan kolaborasi antarpemangku kepentingan: pemerintah, pelaku industri, komunitas kreatif, akademisi, media, dan masyarakat.
“Kolaborasi lintas sektor ini adalah contoh konkret hexahelix berjalan. Ketika semua elemen bersatu, potensi pasar global menjadi lebih terbuka, khususnya bagi IP lokal,” tambah Irene.
Duta Besar RI untuk Singapura, Suryo Pratomo, menyambut baik inisiatif ini sebagai bentuk diplomasi kreatif yang strategis di tengah persaingan global yang semakin ketat.
“Kita tampilkan wajah Indonesia yang modern, kreatif, dan siap bersaing. Singapura sebagai pusat bisnis dan pariwisata Asia memberikan eksposur yang kuat bagi potensi ekonomi kreatif kita,” tutur Suryo.
Menurut Kemenparekraf, model kemitraan seperti ini layak dijadikan acuan untuk kampanye serupa di negara lain. Tak hanya memperkenalkan seni dan budaya, inisiatif ini juga memperkuat subsektor kreatif seperti periklanan, desain visual, musik, dan fesyen yang semakin diakui secara internasional.
Dengan dukungan dari berbagai pihak dan diplomasi yang terarah, kampanye ini mempertegas posisi Indonesia sebagai negara yang menjadikan ekonomi kreatif sebagai motor utama pertumbuhan yang berkelanjutan, sekaligus menjalin kedekatan yang lebih erat dengan negara-negara mitra.