JAKARTA – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat menggelar pertemuan penting dengan para atlet dan legenda berprestasi Indonesia di kantor KONI Pusat, Senayan. Diskusi yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, ini bertujuan mendengarkan masukan-masukan strategis demi kemajuan olahraga nasional.
Beberapa nama besar yang hadir dalam pertemuan ini antara lain legenda sepak bola Kurniawan Dwi Yulianto, legenda lari marathon Triyaningsih, atlet jalan cepat Hendro Yap, dan perenang I Gede Siman Sudartawa.
“KONI ini ada untuk melayani atlet-atlet Indonesia, mengantar atlet meraih prestasi,” ujar Marciano Norman mengawali diskusi.
Sorotan Isu Kesejahteraan dan Regenerasi Atlet
Dalam pertemuan tersebut, Kurniawan Dwi Yulianto, yang pernah melatih Como 1907, menyoroti pentingnya masa pensiun atlet. “Banyak atlet sepak bola yang di hari tuanya kurang beruntung. Perlu persiapan masa pensiun atlet. Kita mau mantan pemain sepak bola yang hebat, di masa pensiunnya tidak menyusahkan orang lain,” kata Kurniawan. Harapannya, KONI Pusat dapat berperan aktif dalam membantu persiapan ini.
Senada dengan Kurniawan, peraih medali emas SEA Games dan Olympian, Triyaningsih, berharap KONI menjadi wadah aspirasi bagi para atlet. “Wadah untuk atlet-atlet memberikan masukan,” ucap Triyaningsih. Perenang I Gede Siman Sudartawa juga menyampaikan harapan serupa, menekankan agar suara atlet didengar dan dipertimbangkan dalam setiap kebijakan.
Sementara itu, Hendro Yap memberikan masukan yang lebih komprehensif terkait inovasi dan pembinaan. Ia menekankan perlunya data yang terstruktur dari setiap Pekan Olahraga Nasional (PON) untuk menciptakan inovasi berkelanjutan. Hendro juga mempertanyakan kebijakan pembatasan usia atlet yang dinilainya dapat memengaruhi prestasi Indonesia di kancah dunia. Menurutnya, seleksi atlet seharusnya berdasarkan performa dan prestasi, bukan hanya usia.
“KONI ini sudah harus punya inovasi, dari PON ke PON KONI harus punya data,” tegas Hendro, yang merupakan peraih banyak medali emas SEA Games. “Peran KONI sangat dibutuhkan oleh kami para atlet.”
Hendro juga menjelaskan peran KONI sebagai aktivator (eksekutor) yang melaksanakan kegiatan pembinaan dan kompetisi, sementara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) atau Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) berperan sebagai regulator.