SATUJABAR, PURWAKARTA–Polres Purwakarta membantah telah menerima laporan resmi terkait teror dan ancaman pembunuhan dari korban Dea Permata Karisma, sebelum ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya. Wanita berusia 27 tahun, yang bekerja sebagai staf HRD (Human Resources Development) bidang Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) di perusahaan swasta di Kabupaten Purwakarta, ditemukan tewas dengan sejumlah luka tusukan senjata tajam.
Bantahan adanya laporan resmi terkait teror dan ancaman pembunuhan dari korban Dea Permata Karisma, sebelum ditemukan tewas mengenaskan, disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Purwakarta, AKP Enjang Sukandi. Orangtua korban sebelumnya menyampaikan, sempat melaporkan teror dan ancaman pembunuhan yang diterima anaknya melalui pesan WhatsApp (WA) kepada Bhabinkamtibmas dan Polsek Jatiluhur
“Tidak ada catatan laporan resmi baik di Polsek Jatiluhur maupun Polres Purwakarta. Yang terjadi hanya konsultasi antara suami korban bernama Feri dengan Bhabinkamtibmas, saat bertemu di sebuah acara, pada bulan Juli 2025,” ujar Enjang, kepada wartawan, Kamis (14/08/2025).
Enjang mengatakan, saat itu suami korban konfirmasi meminta saran dari Bhabinkamtibmas terkait adanya pengancaman tersebut. Bhabinkamtibmas kemudian memberi arahan agar mengumpulkan bukti ancaman tersebut, mencetaknya, lalu membuat laporan resmi, bahkan Bhabinkamtibmas bersedia mengantarnya ke kantor polisi.
“Jika ancaman diterima melalui pesan di telepon genggam, tangkapan layarnya dicetak. Kalau sudah dicetak, ayo kita buat laporan, saya antar,” ujar Enjang, menirukan saran Bhabinkamtibmas, yang tidak pernah ditindaklanjuti korban dan keluarganya.
Pihak keluarga sebelumnya khawatir, karena korban sudah beberapakali mendapatkan teror. Ayah korban, Sukarno, 56 tahun, mengatakan, rumah anaknya sempat dilempar cat, bahkan orang yang meneror, pernah tiba-tiba masuk ke dalam rumah.
Korban juga sempat mendapat ancaman pembunuhan lewat pesan WhatsApp (WA). Ancaman tersebut sempat dilaporkan kepada Babinkamtibmas dan Polsek Jatiluhur, namun tidak pernah ada tindaklanjutnya, hingga kemudian korban ditemukan tewas mengenaskan.
Korban yang bekerja sebagai staf HRD (Human Resources Development) bidang Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) di perusahaan swasta di Kabupaten Purwakarta, sehari-hari tinggal ditemani seorang ART, yang ternyata merupakan pembunuhnya. Suaminya yang bekerja di Perum Jasa Tirta Perusahaan BUMN, sering pulang larut malam.
Dea Permata Karisma, ditemukan sudah menjadi mayat di rumahnya di Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Selasa (12/08/2025) siang. Kematian korban pertamakali diketahui oleh asisten rumah tangga (ART).
Dea menjadi korban pembunuhan setelah ditemukan bersimbah darah dengan sejumlah luka tusukan senjata tajam. Penemuan mayat korban sontak menggegerkan warga Desa Jatimekar.