• Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video
Selasa, 12 Agustus 2025
No Result
View All Result
SATUJABAR
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
SATUJABAR
No Result
View All Result

Wamendag Roro: Perluasan Pasar Ekspor Jadi Kunci Hadapi Tantangan Global

Editor
Selasa, 12 Agustus 2025 - 06:13
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri.(FOTO: Humas Kemendag)

JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan bahwa perluasan pasar ekspor merupakan strategi utama Indonesia dalam merespons dinamika global yang penuh tantangan. Pernyataan ini disampaikan saat ia menjadi pembicara utama dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Potensi Dampak Eskalasi Geopolitik terhadap Indonesia”, yang digelar di Jakarta, Senin (11/8).

FGD tersebut juga menghadirkan sejumlah pejabat tinggi lainnya, seperti Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Deputi Bidang Geopolitik Dewan Pertahanan Nasional Begi Hersutanto.

“Selain mempertahankan pasar yang sudah ada, Indonesia terus membuka akses ke pasar-pasar baru. Diversifikasi pasar adalah kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekspor sebesar 7,1 persen di tengah ketidakpastian global,” ujar Wamendag Roro.

Saat ini, Indonesia telah menjalin 21 perjanjian perdagangan—baik berupa preferential trade agreement (PTA), free trade agreement (FTA), maupun comprehensive economic partnership agreement (CEPA)—dengan 30 negara mitra. Pada tahun 2024, sebanyak 68,05 persen ekspor Indonesia ditujukan ke negara-negara mitra tersebut, yang mewakili 26,28 persen PDB dunia dan 47,56 persen populasi global.

Menurut Wamendag Roro, sejumlah produk unggulan Indonesia seperti minyak kelapa sawit, tekstil, pakaian jadi, alas kaki, furnitur, serta produk perikanan dan pertanian telah mendapat akses pasar yang lebih luas berkat kerja sama perdagangan tersebut. Selain itu, sektor jasa Indonesia juga semakin terbuka di pasar mitra.

Dalam diskusi tersebut, Roro turut menyoroti dinamika perdagangan dengan Amerika Serikat (AS), salah satunya penurunan tarif impor terhadap sejumlah produk Indonesia, dari 32 persen menjadi 19 persen. Capaian ini, menurutnya, merupakan hasil diplomasi aktif di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto.

“Dengan tarif tersebut, beban impor Indonesia menjadi salah satu yang terendah di kawasan ASEAN. Ini terobosan penting bagi dunia usaha nasional,” ujarnya.

Lebih lanjut, Wamendag Roro menekankan posisi Indonesia sebagai negara nonblok yang menjalin hubungan baik dengan semua pihak, termasuk AS dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Pendekatan ini, menurutnya, memungkinkan Indonesia untuk memperluas kemitraan secara strategis di berbagai sektor.

Roro juga mengungkapkan bahwa penandatanganan Indonesia–Peru CEPA dijadwalkan berlangsung hari ini. Perjanjian ini diharapkan membuka akses yang lebih luas ke pasar Amerika Latin, melengkapi kerja sama yang telah terjalin dengan Chile.

“Peru memiliki populasi sekitar 34 juta jiwa dan PDB mencapai USD 289,2 miliar. Dengan CEPA ini, produk unggulan Indonesia seperti kelapa sawit, karet, farmasi, makanan olahan, tekstil, dan fesyen berpeluang besar untuk menembus pasar mereka,” jelasnya.

Selain Amerika Latin, Uni Eropa juga menjadi fokus utama. Wamendag menyebut penyelesaian Indonesia–EU CEPA sebagai prioritas atas instruksi Presiden Prabowo, mengingat potensi ekspor produk hijau seperti tekstil ramah lingkungan, furnitur, dan kelapa sawit ke pasar Eropa.

Indonesia juga menargetkan ekspansi ke pasar Afrika, Timur Tengah, dan Eurasia. Saat ini, negosiasi tengah dilakukan dengan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) serta persiapan implementasi PTA dengan Iran. Sementara itu, Indonesia–EAEU FTA dengan Uni Ekonomi Eurasia akan memberikan preferensi untuk 95 persen total impor mereka dari Indonesia.

“Kami juga menargetkan penandatanganan CEPA dengan Kanada dan PTA dengan Tunisia pada tahun ini,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno menyampaikan pentingnya rencana kontinjensi yang komprehensif dalam menghadapi potensi konflik global yang bisa mengganggu rantai pasok, perdagangan, dan perlindungan WNI di luar negeri.

Menanggapi hal itu, Wamendag Roro menyebut bahwa perdagangan Indonesia dengan Taiwan saat ini mengalami surplus sebesar USD 2,72 miliar, dari total perdagangan senilai USD 10,65 miliar pada 2024.

“Melalui FGD ini, kami berharap kolaborasi lintas sektor dan kementerian dapat terus diperkuat. Dari sisi perdagangan, kami berkomitmen memberikan kontribusi terbaik demi kepentingan nasional,” tutup Wamendag Roro.

Tags: Dyah Roro EstiEkspor IndonesiakemendagWamendag

Category

  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Headline
  • Opini
  • Pilihan
  • Sport
  • Tutur
  • UMKM
  • Uncategorized
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2022 SATUJABAR.COM

No Result
View All Result
  • Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video

© 2022 SATUJABAR.COM

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.