BANDUNG – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meninjau secara langsung jalur Bus Rapid Transit (BRT) yang sedang dalam tahap pembangunan di Kota Bandung. Peninjauan dilakukan dengan bersepeda, dimulai dari kawasan Jalan Ahmad Yani hingga Asia Afrika, sambil mengamati sejumlah titik yang akan dilalui jalur transportasi massal tersebut.
Jalur yang dipantau dalam kegiatan ini meliputi Jalan Ahmad Yani (Kosambi-Cicadas), Jalan Terusan Jakarta, hingga ke kawasan Jalan Asia Afrika. Di sepanjang rute tersebut, telah terlihat tanda-tanda awal proyek seperti patok merah bertuliskan “BRT 1”.
“Proyek BRT dari pemerintah pusat yang dibiayai oleh World Bank ini sudah mulai berjalan. Kalau Bapak-Ibu lihat di sepanjang Jalan Ahmad Yani sampai ke Asia Afrika, sudah ada patok-patok merah bertuliskan ‘BRT 1’,” ujar Farhan saat peninjauan seperti dikutip bandung.go.id.
Dalam kesempatan tersebut, Farhan turut didampingi oleh sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Rombongan melakukan simulasi perjalanan menggunakan sepeda dan berhenti di beberapa lokasi yang direncanakan akan menjadi halte BRT.
Menurut Farhan, langkah ini dilakukan untuk mengkaji langsung dampak sosial dan ekonomi yang mungkin timbul dari pembangunan proyek tersebut, serta mengamati potensi kemacetan lalu lintas yang bisa terjadi akibat keberadaan halte.
“Kami sedang melakukan survei untuk mengetahui seperti apa dampaknya bagi masyarakat. Dengan bersepeda, kami berhenti di beberapa titik halte dan melihat langsung bagaimana arus lalu lintas akan terpengaruh,” jelasnya.
Diketahui, total akan dibangun 34 halte BRT di Kota Bandung. Dari hasil peninjauan awal, Farhan menyoroti kawasan Kosambi hingga Cicadas sebagai area yang paling perlu diperhatikan karena tingginya potensi kepadatan lalu lintas.
Pembangunan BRT ini diharapkan menjadi solusi transportasi massal yang efisien, ramah lingkungan, dan nyaman bagi warga Bandung, dengan tetap memperhatikan aspek sosial di sepanjang jalur yang akan dilalui.