BANDUNG – Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, meninjau progres pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Seksi 1 Sleman – Banyurejo pada Kamis (27/2/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Dody menekankan pentingnya memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi di setiap tahap pembangunan proyek infrastruktur yang tengah berlangsung ini.
Menteri Dody menjelaskan bahwa kehadiran Jalan Tol Yogyakarta-Bawen akan menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi dan konektivitas di wilayah segitiga emas Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang). Selain itu, proyek ini juga diharapkan mendukung pengembangan sektor pariwisata, khususnya untuk Candi Borobudur, yang merupakan salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
“Jalan tol ini akan mempercepat mobilitas dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. Selain itu, dengan akses yang lebih mudah ke Borobudur dan berbagai destinasi wisata lainnya, kita berharap dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” ujar Menteri Dody.
Dalam peninjauan tersebut, Menteri Dody menginstruksikan agar pembangunan jalan tol tetap memperhitungkan dampak terhadap lingkungan dan sosial. “Tolong faktor-faktor lingkungan dan sosial untuk dihitung dan dikaji dengan cermat. Jangan sampai ada aspek yang terabaikan sehingga menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar maupun ekosistem,” tegasnya.
Proyek Tol Yogyakarta-Bawen, yang memiliki panjang total 75,12 km, telah dimulai sejak 2022. Pengerjaan dimulai dengan Seksi 1 Sleman – Banyurejo sepanjang 8,8 km dan Seksi 6 Simpang Susun (SS) Ambarawa – Bawen sepanjang 4,98 km. Saat ini, progres pembangunan Seksi 1 telah mencapai 96,08% untuk pembebasan lahan dan 75,9% untuk konstruksi, dengan target penyelesaian pada Juli 2026.
Seksi 6 Ambarawa-Junction Bawen sudah mencapai progres pembebasan lahan sebesar 95,58%, sementara konstruksinya baru mencapai 53,60%. Seksi ini nantinya akan terhubung langsung dengan Tol Semarang-Solo dan ditargetkan rampung pada Desember 2025. Seksi 2 hingga 5, yang membentang dari Banyurejo hingga Ambarawa sepanjang 61,34 km, masih dalam tahap persiapan.
Pembangunan jalan tol ini dilaksanakan oleh PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB), sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang bertanggung jawab atas proyek ini. Jalan tol ini akan melintasi dua provinsi, yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan menjadi bagian dari jaringan Tol Trans Jawa yang menghubungkan ruas Semarang-Solo dengan Tol Solo-Yogyakarta-Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo.
Menteri Dody berharap proyek ini dapat memperkuat Yogyakarta sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Jawa bagian selatan. “Dengan meningkatnya konektivitas, kita bisa mempercepat perkembangan industri, perdagangan, dan pariwisata di Yogyakarta. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga bagaimana kita membangun ekosistem ekonomi yang lebih luas dan berkelanjutan,” pungkasnya.