Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon menyebutkan lembaganya kecolongan karena sales promotion girl bisa masuk tanpa lebih dulu izin.
SATUJABAR, CIREBON — Kasus pelecehan seksual yang menimpa sales promotion girl produk rokok oleh MJ anggota DPRD Kabupaten Cirebon, terus bergulir hingga saat ini. Teranyar, ratusan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berunjuk rasa menduduki gedung DPRD Kabupaten Cirebon.
Para mahasiswa menuntut agar DPRD mengusut tuntas kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan MJ,anggota DPRD setempat dari Fraksi Demokrat. Mahasiswa juga sempat membakar ban di jalan depan gedung dewan.
Para mahasiswa juga membawa sejumlah poster tuntutan serta berorasi meminta agar oknum anggota DPRD yang melakukan pelecehan seksual harus ditindak tegas. “Kami menuntut pengusutan tuntas.Jangan sampai ditutup-tutupi hanya karena pelakunya anggota DPRD,” tutur mahasiswa.
PMII menilai, kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oknum anggota DPRD telah menciderai aspek moralitas umum. Apalagi, ini menyangkut institusi yang dianggap menjadi representasi dari masyarakat.
“Kasus ini mencoreng moralitas dan kepercayaan publik terhadap dewan yang terhormat. Karena itu, PMII minta diusut tuntas dan jika terbukti bersalah tindak tegas,” ucap mahasiswa.
Aksi unjuk rasa sempat memanas ketika Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Nana Kencanawati menyebutkan kalau lembaganya kecolongan karena SPG (Sales Promotion Girl) bisa masuk tanpa lebih dulu izin.
“Memang ini rumah rakyat, siapa saja berhak masuk. Tapi harus izin dulu. Harus sopan, jangan pakai sandal dan berpakaian sopan, tidak berpakaian minim kaya sales promotion girl kemarin,” tutur Nana.
Pernyataan Nana langsung diprotes mahasiswa. Terjadi ketegangan ketika mahasiswa meneriaki dan menuding-nuding Nana yang dinilai terkesan membela tindakan pelecehan seksual.
“Koq yang disalahkan korban,” tutur mahasiswa sambil marah-marah ke Nana yang dinilai tidak punya rasa empati sebagai sesama wanita dengan korban.
“Stop menyalahkan korban. Stop pelecehan seksual. Usut tuntas kasus ini, pecat MJ dari jabatannya,” teriak mahasiswa yang marah.
Menyusul ketegangan itu, Ketua DPRD, Sophi Zulfia akhirnya meminta mahasiswa tenang. Dia berusaha, menenangkan tensi mahasiswa yang marah-marah dengan pernyataan Nana.
Sophi mengajak mahasiswa duduk lesehan bareng di halaman gedung DPRD. Ketua DPRD Kabupaten Cirebon wanita pertama ini meminta, mahasiswa mempercayakan ke DPRD dalam kasus ini.
“Badan Kehormatan sudah memanggil yang bersangkutan. Kasus ini juga sudah sampai ke kepolisian. Biarkan proses hukumnya berjalan. Kami janji tidak akan interverensi,” tuturnya.
Sophi mengungkapkan, komtimen dirinya maupun dewan yang sangat anti dengan segala bentuk pelecehan seksual. “Saya dan kami di dewan tentu sangat anti dengan tindakan pelecehan seksual,” tuturnya.
Sophi meminta, mahasiswa mempercayakan pada proses hukum yang berjalan. Jika nanti yang bersangkutan terbukti bersalah, sanksi tegas berupa pemecatan bisa dilakukan.
Mendengar penjelasan Sophi mahasiswa lalu meminta komitmen DPRD untuk menegakan marwah lembaga legislatif dengan membersihkan dari tindakan oknum tak bermoral. PMII sendiri akan terus mengawal proses hukum yang tengah berjalan, baik di kepolisian maupun di BK DPRD. (yul)