Indonesia tidak memiliki tambang kalium yang menjadi bahan baku pembuatan pupuk NPK.
SATUJABAR, INDRAMAYU — PT Pupuk Indonesia (Persero) mengatakan, salah satu sumber bahan baku pupuknya berasal dari Rusia. Bahan baku yang diimpor hingga saat ini adalah kalium untuk kebutuhan produksi pupuk NPK.
Dikatakan Drikarsa, Officer Pendukung Penjualan wilayah 1 Pupuk Indonesia, kepada Satujabar.com, di Indramayu, adanya perang Rusia-Ukraina turut mengganggu pasokan Pupuk Indonesia. Selain itu, pengiriman dari negara Eropa Timur seperti Belarus juga terdampak. Padahal negara-negara itu merupakan importir pupuk terbesar bagi Indonesia.
“Kalau kita bicara NPK, N itu dari gas bumi, tambang ya. Kalau P kita masih agak sedikit longgar karena itu rata-rata dari Afrika Utara dan Timur Tengah. K itu memang kenyataannya Pupuk Indonesia harus mengimpor dari Rusia,” kata Drikarsa.
Dikatakannya, Indonesia tidak memiliki tambang kalium yang menjadi bahan baku pembuatan pupuk NPK. “Tak ada satupun tambang di kita yang menghasilkan kalium clorida,” ujarnya.
Karenanya, kata Drikarsa, Indonesia masih terus mengimpor bahan baku kalium tersebut dari Rusia maupun negara lainnya.
Dikatakannya, kapasitas produksi PT Pupuk Indonesia pada 2024 mencapai 14 juta ton. Kapasitas itu, kata dia, terdiri atas produksi pupuk urea sebesar 9,4 juta ton dan NPK sebesar 4,4 juta ton.
“Jumlah pupuk NPK PT Pupuk Indonesia pada tahun 2024 ini lebih besar ketimbang 2023 yang mencapai 3,2 juta ton,” ujarnya.
Selama ini, kata Drikarsa, pupuk NPK yang didistribusikan oleh Pupuk Indonesia adalah hasil produksi dua anak usahanya, PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kujang. Diharapkan, dengan produksi sebesar itu, kebutuhan pupuk NPK petani cukup tersedia. (yul)