BANDUNG – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam memperkuat sistem informasi dan peringatan dini cuaca untuk keselamatan aktivitas maritim.
Pernyataan ini disampaikan dalam 2nd WMO-IMO Symposium on Extreme Maritime Weather di London, Inggris, pada Kamis, 26 September 2024.
Dwikorita menjelaskan bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau dan 77% wilayahnya berupa lautan, memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada. Cuaca maritim sangat krusial untuk menjaga keselamatan pelayaran, terutama bagi nelayan dan wisatawan.
“Wilayah maritim Indonesia yang luas dan cuaca dinamis memerlukan sistem informasi cuaca yang terintegrasi untuk keselamatan maritim. Sistem ini harus mampu memberikan prakiraan dan peringatan dini yang akurat dan tepat waktu,” ujar Dwikorita melalui keterangan resmi.
BMKG telah mengembangkan “Indonesian Marine Weather Information and Early Warning System (INA-WIS)”, yang dapat memberikan prakiraan cuaca hingga 10 hari ke depan dengan pembaruan setiap tiga jam. Namun, tantangan dalam penyebaran informasi teknis kepada masyarakat nelayan masih ada.
“Kami menghadapi tantangan dalam menyederhanakan penyampaian informasi cuaca yang sering kali sulit dipahami. Sejak 2016, BMKG telah menjalankan program pengembangan kapasitas pengguna untuk meningkatkan pemahaman nelayan terhadap informasi cuaca,” tambahnya.
Dwikorita juga mengungkapkan bahwa Indonesia telah menginvestasikan 150 juta dolar AS sejak 2021 untuk memodernisasi infrastruktur pengamatan cuaca maritim dan meningkatkan kapasitas pemrosesan data.
Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita menegaskan komitmen BMKG untuk berkolaborasi dengan negara-negara lain, yang akan meningkatkan akurasi prediksi cuaca maritim. Kerjasama ini akan membantu negara-negara dengan sumber daya terbatas untuk mengakses teknologi mutakhir dalam mendeteksi perubahan cuaca.
“Kami telah bekerja sama dengan berbagai negara untuk mengembangkan model simulasi cuaca laut dan atmosfer. Kami mengajak negara-negara tetangga untuk memperkuat sinergi dalam pengamatan dan penyebaran informasi cuaca maritim demi keselamatan bersama,” pungkasnya.