• Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video
Kamis, 24 Juli 2025
No Result
View All Result
SATUJABAR
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
SATUJABAR
No Result
View All Result

Kepiting Tiga Warna Ditemukan Peneliti BRIN

Editor
Selasa, 26 Maret 2024 - 05:08
Gambar perdana dari spesies kepiting tiga warna ini diambil oleh Noplentinus, warga Kabupaten Sintang di Provinsi Kalimantan Barat yang memposting foto-fotonya secara online.

Gambar perdana dari spesies kepiting tiga warna ini diambil oleh Noplentinus, warga Kabupaten Sintang di Provinsi Kalimantan Barat yang memposting foto-fotonya secara online. (BRIN)

SATUJABAR, BANDUNG – Kepiting tiga warna ditemukan peneliti BRIN di Gunung Kelam Kalimantan Barat.

Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Daisy Wowor bersama tim dari National University of Singapore resmi mempublikasikan penemuan kepiting tiga warna Lepidothelphusa jenis baru.

Namanya Lepidothelphusa menneri yang ditemukan di Gunung Kelam, Kalimantan Barat, pada jurnal Zootaxa Nomor 5397 Volume 2 tanggal 4 Januari 2024.

Dalam literasi ilmiah tercatat, kepiting  marga Lepidothelphusa sebelumnya pernah ditemukan Colosi pada tahun 1920 di Sarawak.

Kepiting berukuran mini ini memiliki kombinasi warna yang sangat cantik dan unik.

Karapasnya (punggung) licin dengan pola tiga warna yang kontras. Sepertiga bagian tubuhnya, mulai dari bagian kepala dan mata berwarna kuning cerah hingga oranye.

Sementara bagian tengahnya berwarna coklat tua hingga hitam keunguan, dan sisa sepertiga bagian posteriornya berwarna pucat hingga biru cerah.

Keunikan lain kepiting ini dapat dilihat dari bentuk kedua capitnya yang besar sebelah. Capit kanannya lebih kecil dari yang kiri. Kondisi capit kiri yang lebih kecil bukan karena pernah terpotong lalu tumbuh lagi, melainkan memang ciri morfologinya yang khas.

”Memiliki tubuh berukuran kecil dengan ukuran sekitar 10 mmx 8.8 mm, dapat dipastikan kepiting ini bukan jenis pemanjat. Untuk menemukannya pun perlu ketelitian, karena kepiting ini hidup di tepi anak sungai yang dangkal dengan substrat kerikil dan batu. Kepiting ini sangat suka bersembunyi dibalik serasah daun dan akar,” jelas Daisy melalui siaran pers BRIN.

Lebih jauh ia menuturkan, genus ini terbagi dalam enam spesies yaitu Lepidothelphusa cognettii, L. flavochela, L. limau, L. loi, L.padawan, dan L. sangon. “Semuanya dari Sarawak bagian barat, Malaysia Timur,” imbuh Daisy.

Etimologi nama spesies baru ini diambil dari nama Jochen K. Menner. Ia adalah orang yang pertama kali memberi tahu penulis tentang keberadaan spesies ini di Kalimantan yang kemudian memfasilitasi pengumpulan spesimen dengan penduduk di Sintang untuk tujuan penelitian.

Status konservasi jenis baru ini masih sulit dilakukan, karena wilayah penyebarannya belum secara tepat diketahui. Kolektor lokal saat ini sedang marak mengumpulkanya untuk diperdagangkan ke Singapura, Cina dan Eropa. Mengingat sebagian besar spesies Lepidothelphusa mempunyai ukuran induk yang kecil dengan kemampuan bertelur yang terbatas yakni sekitar 21 butir, diperkirakan eksploitasi jenis ini sebagai peliharaan tentu berpotensi menimbulkan ancaman, sehingga status spesies ini perlu dipertimbangkan dianggap rentan.

Tags: BRIN

Category

  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Headline
  • Opini
  • Pilihan
  • Sport
  • Tutur
  • UMKM
  • Uncategorized
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2022 SATUJABAR.COM

No Result
View All Result
  • Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video

© 2022 SATUJABAR.COM

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.