Berita

10 Pegawai dan Perawat RSUD Syamsudin Sukabumi Positif Napza

SATUJABAR, SUKABUMI–Sebanyak sepuluh pegawai dan perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamsudin Kota Sukabumi, Jawa Barat, dinyatakan positif narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (Napza). Temuan tersebut hasil screening program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3), yang dilaksanakan secara berkala.

Dari sepuluh pegawai dan perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamsudin Kota Sukabumi, yang positif narkotika, piskotropika, dan zat aditif (Napza), empat orang berstatus ASN (Aparatur Sipil Negara). Sisanya tenaga kontrak dan outsourcing.

Menurut Plt Direktur Utama (Dirut) RSUD Syamsudin, Yanyan Rusyandi, temuan pegawai dan perawat positif Napza hasil program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) rumah sakit yang dilaksanakan secara berkala. Hasil screening juga mencakup tes penyakit hepatitis dan kanker leher rahim.

“Tahun lalu, kami screening di unit yang berisiko tinggi, salah satunya unit anestesi dan farmasi, semua negatif. Tahun ini, kita lakukan lagi, hasilnya ada 10 pegawai dinyatakan positif Napza,” ujar Yanyan, dalam keterangannya, Jum’at (15/08/2025).

Yanyan menjelaskan, empat orang berstatus ASN, langsung dibebastugaskan sementara sesuai aturan disiplin ASN. Proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dilakukan secara mandiri di rumah sakit sebelum dilaporkan ke Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK), yakni Walikota Sukabumi.

“Pak Wali (Walikota Sukabumi) mengarahkan tegas sesuai regulasi. Saat ini, ASN diproses ke BKPSDM dan Inspektorat,” jelas Yanyan.

Sementara enam pegawai lainnya terdiri dari lima perawat, empat tenaga administrasi, dan satu pekerja outsourcing. Semuanya laki-laki, diberhentikan dari pekerjaannya.

Yanyan mengungkapkan, motif pegawai menggunakan napza cukup beragam. Ada dilatarbelakangi masalah keluarga, dan juga awalnya hanya coba-coba.

“Ada karena stres masalah keluarga, kebiasaan lama kambuh, dan awalnya hanya coba-coba. Dipastikan bukan karena beban kerja, tidak ada dari mereka menggunakan saat jam kerja,” ungkap Yanyan.

Yanyan menegaskan, rumah sakit sudah memperketat pengamanan obat-obatan Napza di instalasi farmasi dan anestesi. Namun, tetap saja masih kecolongan, sebagian obat-obatab diperoleh dari farmasi.

Pihak rumah sakit akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait masalah penanganannya  Penataan administrasi pegawai dan memastikan pelayanan pasien tidak terganggu, menjadi fokus manajemen rumah sakit.

“Kami ingin pastikan pasien dilayani pegawai yang sehat. Kalau nanti keputusannya harus berkoordinasi atau diteruskan ke pihak kepolisian, sesuai hasil pemeriksaan lanjutan menunggu dari BKPSDM,” tutup Yanyan.

Editor

Recent Posts

Wanita HRD Pabrik di Bandung Dianiaya Pria Suruhan Karyawan Dipecat

SATUJABAR, BANDUNG--Aksi brutal dilakukan pelaku penganiayaan terhadap wanita menjabat HRD (Human Resources Development) sebuah pabrik…

12 jam ago

Pemuda di Tasikmalaya Tewas Ditikam Teman, Polisi Buru Pelaku

SATUJABAR, TASIKMALAYA--Seorang pemuda di Kota Tasikmalaya, tewas akibat ditikam temannya sendiri. Pelaku yang merupakan teman…

13 jam ago

Polri Tegaskan Komitmen Penegakan Hukum dan Penguatan Tata Kelola Industri Timah

SATUJABAR, JAKARTA — Aktivitas penyelundupan timah dari wilayah Bangka Belitung masih menjadi persoalan serius yang…

14 jam ago

Korban Keracunan MBG di Lembang 124 Orang, Siswa dan Guru

SATUJABAR, BANDUNG--Korban keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa…

17 jam ago

Banjir Parah di Cisolok Sukabumi Surut, Warga Terserang Penyakit

SATUJABAR, SUKABUMI--Bencana banjir paling parah yang melanda wilayah Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mulai…

19 jam ago

Turun Lagi! Harga Emas Rabu 29/10/2025 Rp 2.267.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Rabu 29/10/2025 dikutip dari situs logammulia.com dijual Rp 2.267.000…

19 jam ago

This website uses cookies.