UMKM

UMKM Indonesia Mayoritas Informal & Mikro

BANDUNG: UMKM Indonesia mayoritas informal dan pelaku usaha mikro.

Data Kementerian Koperasi dan UKM mencatat porsinya 96 persen dari total UMKM yang terdata.

Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Komarudin menilai diperlukannya dukungan bagi UMKM Indonesia dari sisi legalitas, pembiayaan, dan digitalisasi agar UMKM naik kelas.

Menurutnya, karena masih banyak yang informal dan tidak punya legalitas, UMKM semakin sulit untuk masuk ke dalam ekosistem keuangan formal.

Seperti untuk memperoleh fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR). Akibatnya, sekitar 30 juta pelaku ultra mikro masih belum terjangkau akses perbankan.

“Bahkan, 5 juta diantaranya terjebak pada rentenir ilegal atau dikenal sebagai bank emok ilegal di Jawa Barat,” ungkap Puteri dikutip situs DPR.

Puteri mengaku perlu adanya sosialisasi untuk memperoleh legalitas usaha seperti Nomor Induk Berusaha (NIB) yang sekarang prosesnya semakin mudah.

“Masih banyak yang belum tahu. Padahal perizinan kini sudah terintegrasi lewat sistem Online Single Submission (OSS). Apalagi sejak disahkannya UU Cipta Kerja yang mendorong kemudahan berusaha bagi UMKM dari sisi perizinan. Tujuannya agar semakin banyak UMKM punya legalitas. Karena ini penting untuk pengajuan kredit atau program pemberdayaan lain,” urai Puteri.

OPTIMALKAN KUR

Lebih lanjut, Puteri juga mengajak pelaku UMKM untuk memanfaatkan fasilitas kredit perbankan yang disediakan pemerintah, seperti KUR.

“Ini merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat pemulihan UMKM. Karena syaratnya yang mudah, bahkan kini bisa tanpa agunan dengan limit mencapai Rp100 juta.

Terlebih, selama pandemi ini pemerintah juga memberikan subsidi bunga sehingga membantu mengurangi beban pelaku UMKM.

Ini tentu mengubah persepsi atas skema pinjaman perbankan yang selama ini dikenal banyak syaratnya, atau harus ada jaminan,” lanjut Puteri.

Puteri mengungkapkan bahwa program KUR ini telah membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

“Kontribusinya sekitar 2,08 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap tenaga kerja hingga 12,6 juta pekerja. Tak hanya itu, 39 persen penerima KUR juga berhasil naik kelas ke tingkat pembiayaan yang lebih tinggi” urai Puteri.

Editor

Recent Posts

Adhigana Resto, Restoran Premium dengan Harga Terjangkau Hadir di Kota Bandung

BANDUNG - Adhigana Resto, yang baru beroperasi sejak 5 Maret 2024, menawarkan pengalaman kuliner premium…

33 menit ago

Joy City di Sky Level P5 Paris Van Java: Destinasi Liburan Keluarga Akhir Tahun

BANDUNG - Joy City yang terletak di Sky Level P5 Paris Van Java menjadi destinasi…

36 menit ago

PDAM Tirtawening Kota Bandung Tangani Kebocoran Pipa Induk, 40 Ribu Pelanggan Terkena Dampak

BANDUNG - Saluran pipa induk milik Perumda (PDAM) Tirtawening Kota Bandung yang terletak di Jalan…

40 menit ago

Tragis! Gadis Asal Cianjur Tewas Usai Dijadikan PSK ke Wisatawan Timur Tengah

SATUJABAR, CIANJUR-- Tragis! Nasib yang harus dialami seorang gadis asal Cianjur, Jawa Barat. Wanita sebagai…

11 jam ago

Wamenhub Kunjungi Puncak Bogor Jelang Moment Tahun Baru

BANDUNG - Wakil Menteri Perhubungan Suntana meninjau kesiapan jalur dan penanganan lalu lintas menjelang perayaan…

12 jam ago

Bus Bawa Rombongan Peziarah Kecelakaan di Tol Cipularang, 2 Tewas 62 Luka-Luka

SATUJABAR, PURWAKARTA-- Bus PO (Perusahaan Otobus) Qonita Trans yang membawa rombongan peziarah asal Tangerang, Banten,…

13 jam ago

This website uses cookies.