SATUJABAR, SUBANG– Kasus meninggalnya bocah sekolah dasar (SD) di Subang, Jawa Barat, diduga korban Bullying, atau perundungan, setelah enam hari kritis di rumah sakit, berbuntut panjang. Kasus bullying yang masih terjadi, membuat Pj Bupati Subang, Imran marah dan memberikan tindakan tegas dengan menonaktifkan kepala sekolah-nya.
Pj Bupati Subang, Imran, marah setelah mendengar ada bocah sekolah dasar (SD) di wilayahnya, kritis kemudian meninggal dunia, setelah diduga menjadi korban bullying, atau perundungan. Siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jayamukti, yang diduga menjadi korban bullying kakak kelasnya tersebut, berinisial AR.
“Pertama, saya sampaikan berulang kali, bahwa Pemerintah Kabupaten Subang anti bullying, dan wilayah Kabupaten Subang harus bebas tindakan Bullying. Saya sudah sampaikan, kalau sampai bully terjadi, kepala sekolah saya pecat, dan anaknya harus dipindah. Hari ini saya buktikan, kepala sekolah-nya (SDN Jayamukti), saya nonaktifkan sampai pemberkasan pemeriksaan di kepolisian selesai,” ujar Imran, Selasa (26/11/2024).
Imran juga sempat melihat kondisi korban saat kritis dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang, hingga kemudian dinyatakan meninggal dunia. Imran juga meminta pihak kepolisian, dalam hal ini Polres Subang, mengusut tuntas kasus dugaan bullying yang menimpa korban hingga kritis dan meninggal akibat pendarahan di kepala.
“Polres Subang harus memproses tuntas, dan ini tidak boleh lagi terjadi di Subang. Sosialisasi selalu kita lakukan, advokasi anti bullying dilakukan, harus ada penegakan hukum,” kata Imran.
Imran berjanji, Pemerintah Kabupaten Subang akan melakukan sosialisasi anti bullying secara massif, pasca kejadian miris yang menimpa korban (AR). Sehari setelah korban dinyatakan meninggal dunia, Imran langsung memimpin apel pagi di sekolah korban, mengumpulkan orangtua wali siswa, dan seluruh kepala sekolah, menyerukan agar kasus korban menjadi perhatian dan peringatan bersama.
“Saya mimpin apel di sekolah, saya sampaikan tidak boleh terjadi lagi. Besok saya apel di sekolah korban. Orangtua wali siswa dan seluruh kepala sekolah dikumpulkan,” ungkap Imran.
Polisi Turun Tangan
Polres Subang yang turun tangan, langsung melakukan proses penyelidikan dengan membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Bhayangkara, Losarang, Indramayu. Jenazah kornan akan dilakukan otopsi, untuk memastikan penyebab kematiannya.
Informasi yang diperoleh penyidik dari proses penyelidikan sementara, korban mengalamo dugaan tindakan bullying, atau perundungan tiga orang kakak kelas 4 dan 5 SD, berinisial M, D, dan O.
“Jenazah korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Losarang, Indramayu, untuk dilakukan proses otopsi. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak dokter,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Subang, AKP Gilang Friyana.
Gilang mengatakan, proses otopsi merupakan angkah penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian korban. Hasilnya, nanti bisa disimpulkan, korban meninggal karena tindak kekerasan, atau sebab lainnya.
“Saat kami (Polres Subang) mengetahui dan ramai dibicarakan, penyidik telah melakukan pemeriksaan saksi-saksi, terkait dugaan kasus perundungan yang dialami korban. Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Satreskrim juga berangkat ke Blanakan, untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Perkembangannya nanti akan kami sampaikan,” ungkap Gilang.(chd).
SATUJABAR, KOREA -- Nama "IAN" sudah dikenal oleh ARMY, karena merupakan nama akun TikTok pribadi…
Anomali suhu muka laut di sebagian wilayah perairan Indonesia yang relatif hangat, mendukung penguapan dan…
Saat perkara dispensasi kawin diajukan, (calon istri) ternyata sudah hamil. SATUJABAR, INDRAMAYU – Angka perkawinan…
Seorang pengemudi Jeep menerobos ke jalan yang dipenuhi dengan air banjir yang melimpas dan akhirnya…
BPBD Sukabumi dan relawan tengah melakukan pendataan dampak kerusakan dan asesmen. SATUJABAR, BANDUNG -- Cuaca…
Ketua KPU Jabar Ummi Wahyuni Bantah Putusan DKPP Melanggar Etik SATUJABAR, BANDUNG -- Ketua Komisi…
This website uses cookies.