Berita

Santri di Tasikmalaya Jatuh dari Lantai 3 Bangunan Ponpes, Polisi Turun Tangan

SATUJABAR, BANDUNG – Seorang santri salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dilaporkan jatuh dari lantai tiga bangunan di lingkungan Ponpes.

Polisi turun tangan menyelidiki penyebab jatuhnya santri yang tercatat berprestasi dan hafiz 30 Juz Al-qur’an tersebut, yang kini masih dalam perawatan tim medis di rumah sakit.

Santri yang jatuh dari lantai 3 bangunan pondok pesantren (Ponpes) di daerah Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, berinisial MFA (16).

Kondisi santri kelas X tersebut, saat ini masih dalam perawatan tim medis di rumah sakit.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta, membenarkan, laporan santri jatuh dari lantai tiga bangunan di lingkungan Ponpes.

Pihaknya telah menerjunkan anggota dan telah meminta keterangan saksi-saksi yang mengetahui kejadian, sesama teman santri dan pihak sekolah.

“Kami juga telah melihat rekaman CCTV yang diperoleh di lingkungan sekolah. Proses penyelidikan diakukan untuk memastikan penyebab jatuhnya korban,” ujar Ridwan, saat dihubungi wartawan,  Senin (25/03/2024).

Menurut Ridwan, jatuhnya korban dari atas ketinggian lantai tiga bangunan Ponpes, disinyalir karena unsur kesengajaan.

Hasil pemeriksaan rekaman kamera CCTV,  korban sempat mundur beberapa langkah sebelum lompat.

Ridwan menjelaskan, kronologis kejadian,  terjadi siang sekitar pukul 14.30 WIB, saat santri sedang waktu istirahat tidur. Korban dilihat seorang saksi, seperti sedang bingung mondar-mandir di lokasi.

“Dari keterangan saksi diperkuat rekaman kamera CCTV, korban yang berdiri sendirian tiba-tiba berlari ke arah ujung tangga. Korban sempat kemudian melompat hingga terjatuh ke lantai dasar gedung,” jelas Ridwan.

 

Berprestasi dan Hafiz

Korban tercacat sebagai santri berprestasi di kelasnya dan tidak pernah bermasalah, baik dengan teman-temannya sesama santri, maupun di sekolah.

Bahkan, korban merupakan santri hafiz 30 juz Al-qur’an.

Beban psikologis sebagai anak yang sudah ditinggal orangtuanya, diduga sebagai penyebab korban sering terlihat menyendiri.

Korban juga sempat bersedih kepada seorang teman yang dijemput orangtuanya bertepatan libur sekolah.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Daerah Kabupaten Taksikmalaya, Ato Rinanto, menyatakan, akan mendampingi proses pemulihan korban yang masih dalam perawatan tim medis. Termasuk pemulihan kondisi psikologisnya, karena mendapat laporan saat dalam perjalanan dibawa ke rumah sakit, korban terus mengigau, telah khatam hapalan Al-qur’an buat kedua orangtuanya di surga.

“Korban akan kami dampingi sampai kondisi kesehatan dan psikologisnya pulih. Keluarga juga sudah ada yang bertanggungjawab, yakni kakak almarhum bapaknya,” ujar Ato.

Editor

Recent Posts

Andri El Faruqi dan Andika D Khagen Terpilih Aklamasi Ketua dan Sekretaris AMSI Sumbar Periode 2024-2028

SATUJABAR, BANDUNG - Pasangan pimpinan media di Sumatera Barat CEO Langgam.id Andri El Faruqi dan…

4 jam ago

bank bjb Raih 2 Penghargaan Indonesia Best Financial Awards 2024, Kategori Best Brand Popularity & Best Social Contribution Reputation

JAKARTA – bank bjb terus memperkuat posisinya di industri perbankan melalui berbagai inovasi yang memudahkan…

4 jam ago

Tingkatkan Kualitas Jalan, Tol Cipali Tambah Lajur Ketiga di KM 87 -110

Pada pekan ke-19 pekerjaan, penambahan lajur ketiga di ruas Tol Cipali telah melampaui target realisasi.…

4 jam ago

Petugas Dinkes Gadungan Hipnotis dan Gasak Emas Warga, Lima Pelaku Dicokok Polisi

Para tersangka berpura-pura menawarkan pengobatan terapi gratis kepada korban, tapi kemudian dihipnotis. SATUJABAR, CIREBON –…

4 jam ago

Ditemui Perawat Se-Jabar, Dedi Mulyadi Ungkap Revolusi Kesehatan

Kang Dedi akan melakukan banyak perubahan yang cepat dan signifikan terkait penataan kesehatan di Jabar.…

4 jam ago

Polsek Karangpawitan Gerebek Arena Judi Sabung Ayam di Garut

BANDUNG - Polsek Karangpawitan Polres Garut melakukan penggerebekan di sebuah arena sabung ayam yang terletak…

5 jam ago

This website uses cookies.